🌠🌠🌠
"Pembawa sial!"
Kalimat itu melayang-layang. Bercahaya. Lalu dalam sekejap, berubah menjadi rantai hitam yang mengikat kaki Orion.
"Pembunuh!"
Satu ikatan rantai lagi. Semakin mempersulit gerak Orion. Ia duduk menekuk lutut, menyembunyikan wajah, terisak di tempat yang gelap itu. Rantai-rantai yang mulai banyak dan berat. Memaksa Orion tetap tinggal di tempat yang tidak ada satupun cahaya menyinari. Hanya ketika kata-kata mereka melayang mendekat, sebelum lenyap dan menjadi rantai.
"Maniak seks!"
"Kejam!"
"Nggak berguna!"
"Mati aja lo!"
"Lari dari tanggung jawab!"
"Jijik gue liat dia."
Semua kata-kata itu. Rantai yang semakin banyak. Orion tidak bisa melepaskannya. Ia hanya sendirian di sini. Orion butuh bantuan.
Kulitnya mulai lecet, mengeluarkan darah. Napas cowok itu bahkan mulai putus-putus. Ketika mencoba menggoyangkan bahu—berharap salah satu dari mereka lepas—lehernya terasa dicekik.
Pada akhirnya ia memutuskan untuk diam. Membiarkan mereka membunuhnya secara perlahan. Mengoyak setiap jengkal tubuhnya.
Derap langkah kaki yang berat mendekat. Keberadaan orang itu seolah membuat materi gelap yang ada di ruangan ini menghilang perlahan. Ketika sampai, wajah Rigel muncul.
Ia berjongkok. Menarik satu persatu rantai hingga terputus.
"Lo ngapain di sini? Pergi sebelum lo juga berakhir kayak gue! Lo bakal dibunuh mereka juga secara perlahan-lahan."
Rigel tidak peduli dengan suara bergetar Orion. Ia tetap melakukan tugasnya. Menarik rantai-rantai yang membelenggu Orion. Satu tarikan. Langsung putus.
"Ayo kita keluar!"
Secara ajaib, semua luka-luka itu menghilang. Sebagai gantinya, Orion merasa tubuhnya menyusut. Ia menoleh kepada orang yang memegangi lengannya kala suara tawa terdengar.
Tawa menyenangkan.
"Rigel ...."
Adiknya benar-benar seperti boneka porselen. Masih sangat menggemaskan. Apa ia kembali ke masa lalu? Anak itu mengajaknya berlari dalam gelap.
Lalu, setelah beberapa lama. Terdengar sebuah suara seperti pintu yang terbuka. Secercah cahaya putih muncul.
Semakin dekat, Orion bisa menghirup kebebasan di sana.
Matanya membola dengan binar bahagia. Mereka seolah terlapisi dengan kaca bening. Tubuh Orion semakin ringan.
Kala melewati garis pintu, Orion merasa pandangannya semakin tinggi. Ia menengok ke samping. Dimana Rigel kebetulan juga tengah menatapnya. Dalam kurang dari satu detik, Rigel tumbuh dengan cepat. Sekarang tingginya mencapai dada Orion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Novela JuvenilTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...