Caelum

354 29 36
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌠🌠🌠

Luna bergeming di tempatnya ketika melihat bagaimana mejanya penuh dengan coretan spidol permanen. Cewek itu buru-buru mengambil buku dan menyobek halaman tengah yang masih kosong. Sekuat tenaga ia berusaha menghapus semua coretan itu.

Tapi noda itu membandel.

"Pagi semua!"

Luna menoleh dan menjawab salam dari Rana yang sudah ternganga lebar. "OMG! What happen?" Ia buru-buru membantu Luna. Rana mengambil pembersih kaca yang terletak di pojok ruangan. Berharap bisa mengurangi noda hitam di meja tersebut.

"Tuh kan! Orion udah mulai lagi, Lun! Lo sih nggak percaya sama omongan gue," panik Rana.

Dari arah pintu, seseorang masuk dengan cara menendang pintu. Sehingga terdengar gebrakan yang memekakkan telinga. Tak hanya satu, dua, ataupun tiga. Melainkan enam orang!

Rana menghentikan aksinya menyadari bertambahnya anggota Orion. "Mampus! Sekarang anggotanya nambah gara-gara dia jadi ketua baru Danixa!"

Hampir saja Luna bertanya apa maksud kalimat itu.

"Kalo lo masih ikut bantu dia, siap-siap masuk Kelompok Semut Rangrang!" peringat Orion yang langsung dituruti oleh Rana.

Luna menghempaskan kertasnya ke atas meja. Cewek itu mengangkat dagunya, menantang Orion. Keberaniannya patut diacungi jempol. "Mau lo apa sih?"

Tawa Orion meledak. Ia tersenyum miring. Melangkah mendekat hingga tak ada jarak yang memisahkan antara dirinya dan Luna. "Gue mau sewa lo malam ini, bisa?"

"Jaga omongan lo!"

Satu tamparan keras mendarat di pipi Orion. Cowok itu sempat terkejut sebelum akhirnya tersenyum geli. "Jangan sok suci deh lo! Biasa dipake juga!"

Suasana menegang. Sepertinya Orion kali ini harus lebih menjaga omongannya. Bagaimanapun juga, ia tidak boleh berbicara seenak jidat seperti itu.

Tangan Luna terkepal kuat. Matanya berkilat menatap sengit cowok di hadapannya.

"Yon!" panggil Genta mengingatkan. Bagaimanapun juga, ia masih punya hati untuk tidak memperlakukan Luna seperti itu. Memberinya kata-kata pedas rasanya lebih menyakitkan daripada ditampar seperti tadi. Ia yakin, Orion sudah terbiasa dengan tamparan dan pukulan.

Orion menoleh malas pada Genta. "Kenapa? Gue cuma becanda tadi. Dianya aja yang baperan!" protesnya, melirik aneh pada Luna. "Atau jangan-jangan perkataan gue bener?" lanjutnya sinis.

Wajah Luna menunduk dalam. Ia tidak mau berurusan lagi dengan Orion. Ternyata benar! Menantang Orion adalah kesalahan terbesar yang akan disesali seumur hidupnya.

Cewek itu tersenyum miris. Ia pindah ke Pelita Bangsa untuk mencari keberadaan seseorang. Luna juga ingin mendapatkan ketenangan di sini. Luna ingin menjauh dan melupakan semuanya di SMA lamanya.

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang