Ophiucus

170 25 0
                                    

🌠🌠🌠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌠🌠🌠

Setelah Claire de Lune mengalun, Orion turun sebentar dan kembali naik. Ia mengiring paduan suara Pelita Bangsa untuk menampilkan lagu What About Us. Lalu untuk penampilan akhir, regu paduan suara membawakan lagu Heal the World yang sukses membuat satu ruangan merinding. Ditambah, di belakang regu ditampilkan dalam layar LCD bagaimana keadaan dunia yang terlihat baik-baik saja dari kota Jakarta.

Lagu bertema kemanusiaan. Tidak heran, mengingat donasi yang terkumpul memang akan disumbangkan ke anak-anak kelaparan di belahan dunia.

Heal the world we live in
Save it for our children
Heal the world we live in
Save it for our children

Orion sangat hafal lagu ini. Dulu saat SMP ia juga tergabung di regu paduan suara. Meskipun hanya saat kelas tujuh.

Tepuk tangan meriah menandakan berakhirnya penampilan. Tirai ditutup. Orion bergegas turun tanpa menyapa siapapun di belakang panggung.

Begitu keluar, ia disambut oleh Genta.

"Hape lo bunyi terus dari tadi."

Saat ponsel sudah berpindah tangan, Orion sedikit mengabaikan sekitar. Ia memilih kembali menghubungi mama karena ternyata wanita itu lah yang memperkuat pernyataan Genta barusan.

"Kenapa, Nak?"

Suara di sekitar sedikit mengganggu. Maka, Orion memutuskan menjauh.

"Tadi Mama nelpon kenapa?"

"Oh ... Kan kamu yang nelpon duluan."

Orion tertawa kecil. "Iya, juga ... Maaf ya, Ma!"

Seketika, rasa pedih menguasai dada Orion. Apa-apaan yang dilakukannya selama ini? Bagaimana bisa ia selalu mengabaikan mama? Dan ... Kenapa baru sekarang mereka berbincang baik-baik seperti ini?

Orion kangen Mama

Di seberang, Jihan seperti berbincang dengan seorang laki-laki. Entahlah, Orion sama sekali tidak perduli dengan siapa mamanya berhubungan. Asalkan beliau aman, itu sudah lebih dari cukup.

Orion juga baru tahu soal kekerasan yang diterima Jihan setelah mereka mengobrol dan membahas tentang Rigel. Cowok itu merasa sangat bersalah. Ia bahkan bersimpuh di kaki Jihan untuk memohon ampunan.

"Terus kenapa kamu nelpon Mama?"

Senyuman Orion sedikit terukir. "Nggak papa. Cuman mau mastiin aja kalo Mama beneran jemput Rigel."

"Maksud kamu?"

Keheningan yang tidak mengenakkan.

"Kata Papa, Rigel dijemput Mama kan pagi tadi?" tanya Orion. Sedikit mempercepat kalimat.

"Nggak!! Kan Mama udah bilang kalau mau jemput Rigel besok, sehabis lomba!!"

"Ma! Papa bilangnya gitu! Aku ngecek ke kamar Rigel ternyata kosong. Bahkan Rigel juga bawa baju!!"

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang