Tentang Orion yang mencari jawaban
Tentang Luna yang mencari keadilan
Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita
🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠
(Beberapa part mengandung unsur 18+
Untuk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm obsessed with that song 😭💔
🌠🌠🌠
"Orion ... Lo boleh mengelak semau lo. Tapi dengan banyaknya bukti ini, apa gue harus tetap percaya sama ucapan lo?"
Dua remaja itu frustasi.
Luna menunjukkan email-email yang dikirimkan Mentari secara singkat. Tentunya gadis itu tidak akan menyerah sedemikian mudah. Mengingat sudah berapa lama ia menantikan momen ini. Mencari kebenaran yang akan terus ia lakukan sampai selesai.
Haruskah? Haruskah Luna membahas ini sekarang?
Orion belum sempat membaca dan memahami keseluruhannya. Namun Luna terlebih dahulu merebut paksa ponselnya.
"Nanti gue cetak email-email ini, khusus buat lo," ujar cewek itu. Menekankan dua kata terakhir.
"Satu lagi. Secepatnya gue mau lo menyerahkan diri ke polisi! Akui semua kebejatan lo itu!"
Setelahnya, Luna membalikkan badan untuk bergegas pulang. Meninggalkan Orion di depan ruang ICU yang menatapnya nanar.
Rasanya menyesakkan. Hati yang dipersembahkan dengan tulus untuk orang yang istimewa, justru dihancurkan oleh orang tersebut. Miris bukan?
Mungkin ini memang bukan pertama kalinya rasa sakit menghuni dada. Karena pada kenyataannya, banyak orang yang tanpa sengaja menorehkan luka.
Namun sekarang, nuansa yang dibubuhkan begitu berbeda.
Jika diibaratkan, noda-noda yang menyelimuti hati Orion berwarna kelabu. Dan kali ini, Luna memberikan sensasi baru.
Luna telah membubuhkan tinta hitam pada hati rapuh Orion.
🌠🌠🌠
Ketika bel pulang berbunyi, Genta menarik paksa Neon dan mendudukkannya di kursi taman belakang. Ia ingin meminta penjelasan yang sejelas-jelasnya dari Neon. Tentang apa semua maksud yang dilakukan sohibnya itu.
Mengapa ia bahkan hampir membahayakan nyawa Zaman demi sebuah kamera Atlas? Juga tentang sikapnya yang seolah berbalik dan menyamakan Orion seperti penyakit yang harus dihindari.
"Sekarang jelasin ke gue! Semua alasan dibalik tindakan lo ini!"
"Jelasin apa maksud lo?"
"Udah deh. Lo bahkan menyakinkan Luna biar dia nyebarin diary punya Mentari kan? Apa sih yang ada di otak lo?"
