Lupus

227 26 4
                                    

🌠🌠🌠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌠🌠🌠

"Cah, réncang-réncange ditimbali! Istirahat ndisik."

Orion mendiamkan gergaji di tangannya agar bisa menoleh pada wanita tua yang nampak membawa nampan berisi gelas. Ia langsung menyunggingkan senyum ramah. Senyuman pertama yang ia keluarkan hari ini. "Nggih, Bu!" ucapnya sebagai balasan. Tidak lupa mengangguk sopan.

Teman-temannya yang kebetulan berada di sekitar menjatuhkan rahang mereka.

"Lo ngerti Yon?" tanya salah satu teman sekelas.

"Yoi. Disuruh istirahat dulu katanya. Panggil yang lain sana!"

"Siap Pak Bos!"

Orion menggelengkan kepala melihat kelakuan teman sekelas bernama Miko itu. Ada-ada saja ulahnya untuk bisa menghibur orang-orang.

"Belajar dari mana lo?" heran Genta. Menyingkirkan bambu-bambu yang sudah mereka potong-potong atas arahan dan bantuan warga sekitar.

"Nyokap."

"Nyokap Orion kayak orang Keraton ya?"

"Bukan sekedar Keraton, Man, tapi lebih ke bangsawan," imbuh Tian. Mengundang kekehan dari Orion.

"Nggak ah, biasa aja tuh."

"Tapi serius, Yon! Gue siap jadi bapak tirimu kok."

Orion mengangkat gergaji yang hendak ia bereskan dan mengarahkannya pada Genta. "Gue nggak sudi."

Teman-teman Orion tertawa. Sedikit lebih jauh, Neon terlihat tersenyum juga. Ingin bergabung tapi ia malu dengan Orion.

Padahal Orion saja mungkin tidak memikirkan masalah semalam tadi.

"Penyanyi sopran ya?"

"Iya, dulunya."

"Ikut sanggar nggak?"

Orion berpikir sebentar atas pertanyaan Tian. "Sanggar Kencana kalau nggak salah."

"Waduh, jangan-jangan crush bokap gue dulu," sahut Genta.

"Lah emang mereka seumuran, Tong? Nyokap Orion keliatan masih muda banget."

"Cinta tak mengenal usia ...."

Kalau Neon ada di samping Genta, mungkin kepala cowok itu sudah ditoyor. Oleh karenanya, Orion menggantikan peran Neon sementara.

"Tapi Yon, ortu lo nikah umur berapa sih? Bokap lo juga keliatan masih muda banget tuh."

"Lo pernah liat bokapnya Orion?" tanya Tian setengah melotot.

"Pernah lah. Pas kita main ke rumah Orion, emang kalian nggak ketemu?"

"Yang mana? Kita kan ketemunya sama si Om itu ... Om Helmi."

Memang sih, Orion juga merasa mereka menikah terlalu dini. "Kalau bokap itu sekitar ... sembilan belas tahun mungkin. Untuk nyokap sendiri ... delapan belas tahun, intinya mereka cuma selisih satu tahun."

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang