Centaurus

252 26 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Note from :
Leonardo (24 tahun)
Mahasiswa jurusan kimia

~~~

Bukankah satu nyawa saja sudah cukup? Seharusnya dia bersyukur kita tidak dimasukkan ke penjara karena perbuatannya. Aku tidak tau apa yang ada di dalam kepalanya itu. Membunuh sama sekali bukan pilihan bagus. Maksudku, tidak untuk sekarang!!

KUINGATKAN PADAMU, ARION!!! JANGAN BERBUAT YANG ANEH-ANEH LAGI SELAIN MENYIKSA ANAK-ANAK ITU (KALAU BISA INI JUGA HENTIKAN SAJA)!!! AKU NGGAK MAU KENA MASALAH!!!! AKU LAGI MENYIAPKAN SKRIPSI!! C'MON! KAMU PIKIR GAMPANG BISA BERTAHAN SELAMA INI DI JURUSAN ILMU KIMIA??

🌠🌠🌠

Luna menahan rasa sakit pada tangannya. Cewek itu sedikit kesulitan melihat jalan di depannya lantaran tumpukan buku paket yang tengah ia bawa. Membumbung tinggi hingga hampir seluruh wajahnya tertutupi.

Karena sudah tidak kuat lagi, Luna menjatuhkan buku-buku tersebut ke lantai. Cewek itu berseru lelah. Bayangkan, dua puluh empat buku paket untuk dua puluh empat anak ia yang membawanya sendiri! Berat? Jangan ditanya! Buku setebal tiga ratus halaman itu cukup membuat keringat mengucur deras di dahinya. "Yah … jatoh!"

Luna segera memungut kembali buku-buku tersebut. Gerakannya tergesa.

Cewek itu berhenti untuk mendongakkan kepalanya.

"Butuh bantuan?"

Luna segera melanjutkan kegiatannya lagi. "Nggak perlu! Makasih!" Ia berusaha sekuat tenaga untuk mengangkat buku-buku itu. Yang pada akhirnya kembali terjatuh berserakan.

"Gue ulang, butuh bantuan nggak?" Orion melipat kedua tangannya di depan dada. Sebenarnya ia tidak suka berurusan dengan cewek sok kuat ini. Sikapnya terlalu arogan, seolah ia tidak membutuhkan bantuan orang lain.

Luna terdiam. Ia mengangkat pandangannya dari detik. "Kalo lo maksa ya nggak papa sih," katanya yang langsung membuat rasa empati Orion menguap.

"Oke! Gue anggep lo bisa ngangkat beban itu sampe kelas lo yang ada di gedung sebelah!" Setelah mengatakannya, Orion pergi begitu saja. Masa bodo jika tangan dan kaki Luna patah karena tidak kuat menahan beban berat. Belum lagi ia harus menyeberang ke gedung sebelah dan meniti anak tangga ke lantai dua.

Luna menoleh panik ke belakang, dimana punggung Orion mulai terlihat mengecil. "Eh, tunggu! Gue butuh bantuan lo!"

Orion mengibaskan tangannya. Ia sudah terlanjur berjalan tujuh langkah. Begitu juga dengan moodnya yang sudah melewati dari batas ingin membantu. Niat baiknya malah menguap, berganti rasa semakin tidak suka pada sikap Luna.

"Yah! Kok malah pergi sih? Katanya mau ngebantuin?!!" Luna berteriak kesal. Cewek itu menghembuskan napas kasar.

🌠🌠🌠

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang