Vulcupela

232 27 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌠🌠🌠

Surat terakhir dari Semesta

~~~~

Pada akhirnya pemburu pun akan terluka

Seberapa handal pun ia berburu dengan panahnya,

akan ada satu masa dimana ia kehabisan anak panah

♡♡♡


Kalau kamu baca surat ini, itu berarti aku udah nggak ada. Karena kalau masih ada, aku lebih milih jalan-jalan sama kamu dari pada bahas hal yang ingin aku simpan.

Mungkin sewaktu baca surat ini, kamu udah tau kebenarannya. Atau belum.

Mulai sekarang, lo jadi Kelompok Semut Rangrang!

Luna ... Kalau kamu pikir waktu itu adalah pertama kalinya kita bertemu, kamu salah besar, Lun!

Pertemuan pertama kita jauh sebelum itu, Lun! Kamu mungkin nggak akan ingat. Tapi, aku akan selalu ingat hari itu. Dimana kamu datang ke Kafe Nebula sendirian. Ngomel-ngomel sendiri karena temenmu nggak datang-datang.

Kita masih SMP, Lun! And you are so cute with your short hair.

Aku di sana, Luna! Tepat di meja samping kamu! Kita bahkan sempat bertatap muka. Sebelum akhirnya aku pergi keluar. Itu untuk pertama kalinya aku betah berada di kafe mama.

Dan setelah itu, aku yang biasanya nggak mau tahu urusan kafe jadi semangat. Pergi ke sana, hanya untuk bisa ketemu kamu. Melihat kamu dari jauh, nggak berani nyapa, diam-diam menaruh hati pada kamu.

Sampai akhirnya, malam itu aku tahu semuanya. Kamu tahu kan, malam apa yang dimaksud? Ketika Ares datang bawa kamu, dan memperkenalkan kamu sebagai seseorang yang istimewa.

Kamu tahu nggak? Hati aku langsung hancur, Lun. Tapi aku nggak bisa berbuat apa-apa kan? Aku bahkan nggak pernah ngobrol sama kamu. Jadi nggak sepantasnya aku marah, kesal, dan cemburu.

Harusnya kamu ingat wajah aku, Lun. Karena kita juga ketemu di sana. Ya ... meskipun hanya sebentar karena aku langsung keluar. Terlalu kesal dengan keadaan.

Saat itu, aku nggak percaya sama yang namanya keajaiban. Tapi begitu melihat kamu berada di sekolah kita, dengan seragam yang sama dengan yang aku pakai, barulah aku percaya.

Detik itu juga aku memutuskan untuk mengenal kamu lebih jauh. Sebenarnya aku ingin memulainya dengan perkenalan.

Tapi sepertinya takdir berkata lain ya? Kita justru berkenalan lewat insiden itu.

Mungkin, surat ini menjadi yang terpanjang dari sebelum-sebelumnya. Mungkin kata-katanya tidak lebih indah dari sebelum-sebelumnya. Mungkin juga kamu kaget karena aku tidak memanggilmu bulan lagi.

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang