Coma Berenices

230 21 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




mentarii@gmail.com

Negara selanjutnya yang pengen gue kunjungi adalah Yunani. Penasaran banget sama bangunan-bangunan kuno di sana!! Kayak Sphinx, Parthenon (kuil Athena), Piramida, dan kota Athena. Eh, jangan lupa juga destinasi yang lain kayak Santorini.

37 23
Menit

~~~

mentarii@gmail.com

Ya ampun, Luna!!!! Negara yang dari kecil kepingiiin banget gue kunjungi gara-gara Doraemon belum gue sebut ya?? Sori lupa.

Yup! Jepang. Siapa sih yang nggak mau ke sana? Lo juga pastinya mau kan? Ngaku! Dulu kita sering mengkhayal kalau suatu hari nanti kita bakalan foto bareng di bawah bunga sakura yang lagi mekar. Ingat kan?

Dan mungkin kalau lo berhasil ke sana, lo harus foto tanpa gue, Lun. It's okay. Nggak usah mikirin tentang gue lagi ya?

Gue harap lo bisa selalu bahagia.

Segitu dulu, besTAI

32 129
Menit

Eh, kebalik atau gimana itu gue nulis waktunya? Haha

🌠🌠🌠

"Lo apa-apaan sih? Lepasin gue!"

Johan tetap berusaha melaksanakan tugasnya. Ia melepaskan paksa smartwatch yang Rigel pakai. Penghuni kelas tidak ada yang berani melerai. Terlebih, orang-orang berpengaruh seperti Devan yang merupakan anggota Danixa tidak ada di kelas. Jadi, keadaan kacau seperti ini bisa terjadi dengan mudah.

Secara sengaja, benda mahal itu dilempar ke lantai. Hingga pecah berkeping-keping. Tak merasa cukup, Johan bahkan menginjaknya.

Rigel tercengang mematung. Tidak tau harus memberi reaksi seperti apa. Senang? Marah? Sedih? Atau justru takut? Ia paling bodoh dalam hal memberikan respon atas apa yang terjadi padanya.

"Anjir! Itu kan mahal banget woi! Johan gila."

Johan memberikan tatapan tajamnya. "Keluar lo semua!"

Tanpa menunggu perintah dua kali, anak-anak di kelas akselerasi keluar. Menyisakan Johan dan Rigel di dalam.

"Thanks!" Rigel bergumam sangat lirih. Matanya masih tertuju pada remahan smartwatch miliknya.

Sedangkan Johan, ia mengambil paper bag kecil dan menyerahkan benda itu pada Rigel. "Gue harap lo tau ini dari siapa," katanya.

"Nggak perlu gue jelasin kan?"

Ketika dibuka, ada sebuah ponsel genggam, lengkap dengan secarik kertas berisi nomor telepon seseorang. Bukan ponsel pintar, melainkan ponsel yang masih menggunakan tombol. Ponsel jadul.

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang