Orion tidak sabar untuk mencobanya lagi! Kali ini, apa ya yang akan dilihat nanti? Yang jelas, semuanya pasti hal-hal yang baik.Cowok itu meneguk ludahnya saat menyadari ada sebuah motor yang terparkir di halaman rumah. Itu bukan motornya. Melainkan milik penghuni baru yang sekarang sering ikut campur dalam urusan hidupnya.
Seharusnya sih, Orion bersyukur mendapatkan kakak seperti Aksa. Tapi ia tidak mau menanggung resiko jika membahayakan keselamatan orang lain lagi. Dalam kasus ini, Aksa. Orion tidak ingin Aksa juga ikut terkena sial karena berdekatan dengannya.
"Dari mana lo?" tanya Aksa dingin. Padahal hari masih sangat pagi—menurutnya sendiri. Ia saja baru selesai mandi dan bersiap untuk pergi ke rumah sakit lagi. Semenjak hari pertama Rigel masuk rumah sakit sampai detik ini, Aksa tidak pernah absen datang untuk menjaga adik bungsunya. Memantau perkembangan.
"Bukan urusan lo!"
Orion berjalan melewati Aksa begitu saja. Ia harus cepat-cepat pergi ke kamar dan mengunci pintu. Mencoba barang itu lagi.
Aksa tidak tinggal diam. Ia mengekor adiknya menaiki anak tangga. Dan ketika sampai di depan kamar Orion hendak menutup pintunya, dengan cepat Aksa menahannya.
"Keluar dari kamar gue!" gertak Orion.
Tapi Aksa tidak menyerah. Ia menerobos masuk dan merogoh semua kantong pakaian Orion. Mulai dari kantong celana, hingga jaket. Sampai ia menemukan beberapa bungkus benda berwarna putih bening berbentuk bubuk. Aksa jelas tahu apa itu.
Maka, tanpa persetujuan ia merampas dan segera masuk ke kamar mandi di kamar Orion.
"AKSA, BALIKIN! BALIKIN!"
Sebelum Orion berhasil masuk, Aksa sudah menutup dan mengunci pintu kamar mandi. Bungkusan kecil-kecil berjumlah lima buah ia keluarkan isinya di atas wastafel. Lalu tanpa ampun, menyalakan keran hingga benda-benda itu ikut terbuang bersama air yang mengalir.
Di luar, Orion menggedor-gedor pintu hingga hampir roboh. Teriakannya sangat keras, hingga suaranya serak.
"BALIKIN!"
"ANJING LO! BALIKIN!"
Setelah semuanya beres, barulah Aksa bisa membuka pintu. Kerahnya langsung ditarik oleh Orion. Namun hanya sebentar karena Orion langsung masuk dan berlari ke arah wastafel.
Keran air yang masih menyala dimatikan. "Nggak nggak nggak nggak …." Dengan tangan gemetar, Orion mencoba mengorek saluran pembuangan di wastafel. Tentu saja usahanya itu sia-sia. "Punya gue …," lirih Orion seraya terus menerus melakukan hal sia-sia. Ia bahkan membuka dan mencongkel filter penyaring di saluran pembuangan.
Semuanya lenyap. Barang dari Miko hilang, larut bersama air yang mengalir.
Tangan gemetar Orion mencengkeram sisi wastafel. Padahal ia sangat butuh benda itu untuk menenangkan diri sendiri yang semakin dihantui rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Ficțiune adolescențiTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...