🌠🌠🌠
Siluet Mentari masih terasa nyata. Luna tak akan mengelak kalau ia merindukan sahabatnya. Hari-hari dimana mereka berdua menghabiskan waktu bersama masih seperti ingatan kemarin.
"Lun, coba tebak! Siapa pembunuh anak ini?" Suatu hari mereka berbincang ringan di Kafe Nebula.
"Clue?"
"Jadi ... Seorang anak ditemukan gantung diri. Di saku bajunya ditemukan surat kematian. Isinya ....
Istimewa saja tidak cukup
Berlian berhamburan tak membuatku jadi indahUntuk semua orang ....
Makanlah dengan baik
Enak tak enak, jangan sampai membiarkan perutmu bergelora
Mau tetap hidup kan?Barulah kalau di otakmu terpikirkan hal ini ....
Untuk apa aku hidup?
Napas ini hanya menghabiskan jatah oksigen orang-orang baik
Untuk apa aku tetap hidup?
Hari-hari takkan berarti lagiKurasa ini pilihan terbaik
Untuk semuanya ... izinkan aku mati
... Ayo ditebak!"
Luna mengerut tak suka. Apa-apaan Mentari ini? Ia pikir Luna detektif? Memecahkan sebuah kasus pembunuhan hanya dengan melihat surat kematian sangatlah tidak elit. Bagaimana kalau surat itu direkayasa?
Lagipula ... Suratnya jelas-jelas mengacu pada kasus bunuh diri.
"Si anak emang bunuh diri kan?"
Mentari menggeleng patah-patah. "Big no!"
"Tebak lagi! Soalnya pihak kepolisian merasa ada yang janggal dengan kematian anak ini. Karena saat ditemukan, kondisi mayat nggak seperti kasus gantung diri pada umumnya. Lidahnya nggak menjulur, terus jari-jari kakinya juga nggak menghadap ke bawah, harusnya karena gaya gravitasi, bagian pergelangan kaki ke bawah pasti menghadap ke bumi. Seolah-olah anak ini memang udah meninggal terus baru digantung setelah badannya dingin dan kaku."
Luna bergidik. "Lo kenapa bahas beginian sih? Serem!"
"Seru tauk!! Justru cerita-cerita modelan begini yang gue suka. Teka-teki berbau misteri thriller."
Luna mencoba berpikir. Tapi karena terlalu malas, ia akhirnya menyerah.
Mentari tertawa puas.
"Jawabannya ... Ada di surat kematian ini. Jadi, si pembunuh menyuruh si anak buat bikin surat kematian, biar seolah-olah si anak ini emang berniat bunuh diri. Tapi ... Si anak nggak sebego itu. Dia menyelipkan nama si pembunuh di suratnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Teen FictionTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...