Pyxis

178 23 2
                                    

Malam yang panjang dan dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam yang panjang dan dingin. Tak ada yang bisa menghangatkan sekalipun Orion berada di depan kobaran api yang melahap satu persatu jaket Danixa. Kini, setelah melakukan hal menyedihkan itu, Orion kembali ke rumah sakit. Duduk di lantai rooftop sembari menyandarkan punggung di tembok pembatas.

Lihat ke atas! Dan kamu akan merasa lebih baik.

Mama … Mama pernah bilang ke Orion, kalau setiap satu detik ada tiga puluh bintang yang mati dan empat ribu bintang yang lahir. Kalau iya, Orion boleh dong, menganggap salah satu bintang di langit sebagai perwakilan Mama?

Ma, Orion pingin ikut Mama. Di sini nggak enak, Ma ….

Pergulatan batin itu terhenti ketika Orion teringat harus menghubungi seseorang. Ia mencari-cari sebuah kontak di layar ponsel. Menekan tombol panggil, hingga hanya dalam beberapa detik, dua orang yang tinggal di beda negara bisa langsung mengobrol.

"Halo?"

Orion terdiam sebentar. Tetap menempelkan ponsel pada telinganya. Mendengarkan suara berat di seberang telepon. Suara yang dulu sangat akrab baginya.

"Yon? Lo nggak papa?"

"Bang … Sorry, gara-gara gue Danixa bubar."

Di seberang, Abimanyu terdiam. Bergumam sedikit, untuk meminta Orion melanjutkan ceritanya. Sebenarnya cowok itu sudah tahu kalau Danixa bubar. Tapi biarkan saja Orion menyelesaikan cerita.

Namun setelah beberapa saat, Orion tetap diam. "It's okay. Gue tau keadaannya kok. Yon, jangan pikirin Danixa dulu ya? Ada yang lebih penting dari itu. Selesaikan masalah lo! Biar nggak jadi beban."

Orion tidak tahu apa alasan Abimanyu memilihnya menjadi ketua untuk menggantikannya. Tapi terlepas dari semua itu, Abimanyu adalah sosok yang dihormati Orion. Abimanyu sudah seperti abang baginya. Selalu memberikan nasihat jika Orion melakukan kesalahan, memberikan perhatian kecil, melindungi ketika ada pertarungan tak terduga, dan sebagainya yang menunjukkan bahwa Abimanyu juga menganggap Orion sebagai adik yang perlu diperhatikan. Bahkan, dulu Orion mendapatkan julukan 'kesayangan Bang Abim' dari seluruh anggota.

"Gue bahkan nggak tau apa sebenernya masalah gue, Bang!"

"Hmm." Seperti biasa, Abimanyu hanya akan bergumam mengiyakan jika memang ia tidak tahu juga titik masalahnya. 

"Bang, gue kena karma gara-gara jahatin orang atau karena nolongin orang sih, Bang?" Orion memang sadar kalau ia sering berbuat jahat pada orang lain, bahkan pada adiknya sendiri. Tapi, bukankah ia juga pernah berbuat baik juga? Harusnya seimbang kan? Tuhan tidak perlu mengirimkan karma untuknya?

"Gue ngelakuin dua-duanya, Bang! Jahat dan baik, gue ngaku. Harusnya udah imbang, kan? Tuhan nggak perlu ngirim karma lagi buat gue? Kan kejahatan gue udah ditebus dengan perbuatan baik gue. Atau masih kurang?" Orion menggebu-gebu. Entah pada siapa ia merasa kesal. Yang jelas, Orion hanya tidak perlu takut Abimanyu akan menghakiminya secara terang-terangan.

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang