🌠🌠🌠
"Gue mau tanya sesuatu sama lo!"
Rigel memegang erat seat belt bersamaan dengan Orion yang mulai melajukan mobil perlahan. Mereka akan pulang setelah pergi dari supermarket untuk belanja kebutuhan bulanan.
"Sejak kapan lo berani minum obat penenang?"
Hening. Namun bukan berarti tenang. Keadaan justru sebaliknya. Tegang bagi Rigel. Wajahnya pucat.
"Kalo ada orang yang nanya itu dijawab!"
Gertakan itu tidak mempan. Mulut kecil Rigel masih terkunci rapat. Otaknya berkecamuk panik harus menjawab apa.
"Tinggal jawab jujur aja apa susahnya sih?" Orion mulai kesal. Ia memacu kendaraannya lebih cepat saat mendapati jalanan lebih lega.
"Waktu … mau UN SMP, Kak! Aku takut banget nggak bisa ngerjain soalnya … Dan sampe sekarang nggak bisa lepas dari obat itu," cicit Rigel. Ia tidak berani menoleh pada Orion yang kini tengah terdiam karena shock.
"Siapa yang ngasih ide begitu?" Rasanya ada yang bergemuruh di dada Orion. Ia tidak terima adiknya dirusak seperti ini. Mungkin agaknya ia berlebihan menganggap bahaya obat penenang ini. Tapi, ia berpikir, bukankah lebih baik kalau Rigel bisa mengatasi kecemasannya tanpa perlu menegak obat itu?
"Mama."
"Wtf!" umpat Orion lirih, nyaris tak terdengar. Lagi-lagi ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran mamanya. Bisa-bisanya menyuruh Rigel meminum obat penenang untuk menghilangkan kepanikan, bukannya memberi kata-kata yang menenangkan. Atau mungkin memeluknya.
Orion memukul kemudi. Menggerutu karena sepertinya mereka akan terjebak macet jika terus berjalan. Untuk itu, sebelum terlambat, ia memutar kembali arah mobilnya.
Cowok itu teringat akan sebuah jalan pintas. Tanpa ragu, ia masuk ke jalanan sepi yang hanya dilewati satu dua kendaraan.
"K-kok lewat sini, Kak?" Rigel terbata. Memegang erat sabuk pengaman dengan tubuh menegang.
Awalnya Orion tidak peduli. Namun ketika ia melihat ada sebuah jembatan yang diaspal dari kejauhan, kepanikan mulai mendera. Sisi-sisi jembatan itu dicat biru, sekarang catnya sudah mengelupas. Itu sebabnya jembatan ini dipanggil jembatan biru.
Tempat itu ….
Ingatan ingatan kecil berputar seperti karet rusak. Orion ingin kembali, tapi ia tidak ingin. Orion harus bisa melewati jembatan ini! Hanya jembatan! Maka, dengan kegelisahan yang semakin memuncak, Orion menambah kecepatan.
Cowok itu tidak tahu kalau Rigel juga mengalami kepanikan di sini. Dalam bayangannya, ia melihat seseorang didorong dari tepi jembatan.
Ketika mobil mereka berada di atas jembatan, Orion melihat Mentari menjatuhkan diri ke sungai. Dengan wajah putus asa dan tatapan pilu ke arahnya. Orion melihat jelas cewek itu dari sisi jembatan di sebelah kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Teen FictionTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...