Perseus

179 28 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌠🌠🌠

Air mata berjatuhan tanpa henti. Di sisa-sisa tenaga, kaki gemetarnya berlari. Orang-orang masih berteriak memanggil bantuan. Beberapa dari mereka yang bermental kuat ikut mendekat.

"MAMA!"

Orion histeris. Dua tangannya meraup tubuh Jihan dan menariknya agar bisa turun dari atap mobil yang penyok. Namun tenaganya terlalu kecil. Akhirnya ia dibantu dua laki-laki yang harus menahan telinga mereka agar tidak berdengung.

Teriakkan Orion sudah memberikan jawaban pada semua orang. Dan kini, suaranya yang mendominasi keadaan.

Orion bersimpuh. Memeluk tubuh mamanya yang sudah lunglai. Ia menengadah, berteriak sejadi-jadinya. Orang yang ingin menenangkan jadi urung. Mereka menatap iba cowok itu.

Bahkan beberapa orang ada yang sampai menitihkan air mata.

"MAMAAA!!! MAMA BANGUN!!!"

Jeritan yang sangat memilukan. Orion berhasil menarik seluruh empati orang-orang yang melihatnya. Membuat mereka seolah bisa merasakan betapa terpukulnya cowok itu.

Bahkan beberapa dari mereka ada yang menyaksikan bagaimana Orion celingukan bagai orang hilang di area pelataran parkir. Dari itu mereka menarik kesimpulan, bahwa remaja laki-laki yang menangis histeris ini memang sedang mencari sang mama.

Sebelum akhirnya ia menyaksikan sendiri bagaimana tubuh mamanya terjatuh menabrak mobil.

"Dek, udah ya? Ikhlaskan Mama kamu ...," kata seorang wanita dengan nada prihatin.  Suaranya bergetar. Mungkin umurnya awal tiga puluhan. Ia memegang pundak Orion. Mencoba menyalurkan kekuatan.

Suara tangisan mulai lirih. Tenggorokan Orion serak. Kepalanya serasa berputar dengan pandangan yang semakin tidak fokus.

Wajah Mama akan terus terbayang-bayang. Mata yang terbuka namun kosong. Darah mengucur deras dari belakang kepala dan beberapa bagian tubuh lainnya. Tangan yang terkulai. Tulang-tulang wanita itu mungkin remuk.

Orion masih betah menangis dan memanggil-manggil Mama. Bahkan saat petugas medis datang, ia enggan melepas pelukannya.

Setidaknya biarkan Orion seperti ini selama tujuh menit ke depan. Biarkan ia menemani Jihan bermimpi untuk yang terakhir kalinya. Memimpikan hal-hal indah. Merangkum segala memori kehidupan yang termuat dalam tujuh menit setelah jantungnya berhenti berdetak. Orion berharap bisa menjadi bagian dari mimpi terakhir Mama. Setidaknya sekelebat.

Sebelum akhirnya Mama benar-benar akan pergi. Dan menjelma sebagai salah satu bintang yang setiap detiknya akan lahir di alam semesta.

"Orion!!"

Suara orang-orang semakin samar di telinga. Bahkan saat ia merasakan tubuhnya ditarik dan dipisahkan secara paksa dari tubuh Jihan.

"Mama ... Mama ...."

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang