🌠🌠🌠
Sebuah jalanan rusak yang sepi itu dikepung oleh sekumpulan anak remaja pembuat onar. Merekalah yang seringkali meresahkan masyarakat. Dengan knalpot bising, jaket seragam, serta sifat brutal, tak jarang terjadi pertempuran antara dua geng hanya untuk saling unjuk diri.
Orion mendecih. Bisa-bisanya ia datang sendiri dan melupakan fakta bahwa Zeero selalu datang berkelompok. Menyedihkan. Bukan berarti Orion tak punya anak buah, hanya saja ia ingin menepati apa yang sebelumnya disepakati. Datang sendiri tanpa bala bantuan. "Pengecut!"
Aksa terkekeh, ia berputar arah ke anggotanya di belakang. "Bubar. Tunggu aja di markas!"
Bagaikan sekelompok tentara yang diperintah oleh komandan, mereka langsung patuh. Meninggalkan dua orang tak tahu diri itu dengan motor mengaum tak sabar.
"Santai, gue cuman mau tanya sesuatu." Senyum menjengkelkan Aksa tak pernah luntur. Ia mengutak-atik ponsel sebelum membawanya mendekati Orion.
"Rencananya gue bakalan merekrut dia nanti."
Begitu jarak mereka tinggal satu meter, Aksa memperlihatkan layar ponsel dengan cara mengangkat benda itu hampir setinggi muka. Tangannya terjulur, tak membiarkan Orion memegang benda itu sendiri. Di sana, nampak sebuah foto yang diambil dari jarak dekat. Sangat dekat. Bahkan mungkin objek foto dan fotografer duduk bersebelahan. Diambil secara candid. Satu cup boba menjadi properti pelengkap.
"Masih kecil sih. Tapi nggak papa lah. Lumayan, nambah-nambah anggota."
Rahang Orion mengeras setiap kali kekehan Aksa keluar.
"Kalo lo tau sesuatu tentang dia, kabari gue ya?" Kaki Aksa mundur perlahan. Ia lalu berbalik dan mengucapkan kalimat perpisahan sebelum pergi.
Sialan! Batin Orion mengumpat. Sepertinya Aksa tahu kalau Orion memiliki adik. Entah darimana ia mendapatkan informasi itu. Pastilah kabar penting itu cepat menyebar ke geng musuh. Mata-mata mereka-terutama Zeero-tak bisa diabaikan begitu saja. Ada banyak, bahkan mungkin penghianat Danixa yang sampai sekarang belum ketahuan siapa.
Sekarang, wajah agak menyebalkan Rigel terbayang di memori. Tubuhnya yang entah kenapa selalu dirasa Orion berbau bedak bayi dan minyak telon terbungkus jaket kebanggaan Zeero. Senyum menyenangkan tak luput dari imajinasi.
Perut Orion tergelitik. Tapi kemudian ia sadar, senyum manis Rigel sudah jarang ia temui sekarang. Wajah ceria sudah tergantikan oleh ekspresi yang lebih sering murung dan takut.
Rigel berbeda. Dan Orion baru menyadarinya. Adiknya bahkan sudah melakukan hal yang menurutnya sangat nekat. Menyelundupkan rokok ke dalam tasnya.
Ia memeriksa sebentar ponselnya ketika ada beberapa pesan masuk dari Genta.
Gentong
Ke markas woi!
Gimana aksa?dia datang sendiri kan?
Lo masoh iduo?
*Masih iduo
*Idup
Sialan tupo
*Typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Ficção AdolescenteTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...