🌠🌠🌠
Suasana kamar bernuansa biru laut itu sepi. Orion duduk menekuk kaki di atas kasur. Menikmati hawa dingin dari sisa-sisa hujan. Menambah seram kamar bernuansa biru laut ini. Menampik fakta bahwa kamar ini tak berpenghuni. Tapi entah mengapa Orion merasa kalau sebenarnya kamar yang terletak di paling ujung lantai dua ini sengaja disiapkan. Kondisinya selalu bersih, dingin, lembab. Cocok untuk dihuni mereka yang tak pernah bisa Orion lihat namun kadang bisa dirasakan.
Orion bergidik memandang sekitar. Bagaimana mungkin kamar seluas ini dibangun dan dibiarkan kosong? Dan kenapa warnanya biru laut?
Memang bukan pertama kalinya ia dikurung di tempat ini. Tapi, tidak mungkin kan kalau papanya membangun sebuah ruangan hanya untuk mengurung anak-anaknya sendiri?
Ia masih tidak menyangka akan kejadian hari ini. Ada dua kejadian besar hari ini. Potongan-potongan adegan yang Orion alami berputar-putar. Saling berselang-seling. Lima detik Orion dibawa ke rooftop, lima detik berikutnya ke jalanan sepi dekat rumah kosong. Begitu seterusnya. Bertambah cepat. Dari lima detik berkurang satu. Kemudian empat. Lalu tiga. Dua. Satu. Seperempat detik. Sampai rasanya seperti kaset rusak yang dipaksakan dilihat rekamannya.
Darimana Noval mendapatkan gambar-gambar itu? Gambar-gambar Luna yang berada di kelab malam bersama beberapa pria, seolah-olah cewek itu menawarkan jasa layaknya seorang wanita penghibur?
Dan siapa pelaku yang menciderai adiknya? Kalau Rigel tahu, kenapa ia tidak mau mengaku? Apa ini ada hubungannya dengan kejadian sebelumnya—di rooftop—yang berarti melibatkan kakak kelas sialan itu? Tetapi Orion yakin tidak ada yang tahu status Rigel sebagai adiknya.
Atau justru yang ditakutkan Orion akhirnya terjadi. Satu atau dua oknum sudah mengetahui seluk beluknya, tentang Rigel. Dan jika itu benar, ada hal yang lebih gawat daripada sekedar Noval. Orion tidak akan takut dengan Noval atau murid SMA Pelita Bangsa lainnya jika suatu saat rahasianya terbongkar. Ia tidak masalah dengan Rigel yang menyandang gelar adik kandungnya.
Tapi bagaimana jika sebenarnya musuh-musuh Orion yang tahu lebih dulu? Dan mereka mengambil kesempatan emas ini untuk menghancurkannya? Terlebih ia adalah ketua Danixa yang baru. Bahaya akan selalu mengintainya.
"Ma … Tapi tangan Rigel sakit …."
"Do I look I care? Cepetan siap-siap! Jangan sampe papamu marah. Tiga puluh menit lagi kelasnya dimulai."
Orion jelas mendengar percakapan itu sekalipun mereka berada di lantai bawah. Les piano. Cowok itu tidak habis pikir.
Rigel memang menyebalkan. Tapi kalau seperti ini, rasa kasihan tentu saja muncul. Bagaimanapun juga, Rigel adalah adik kandungnya. Lahir dari rahim yang sama.
Dan Orion benci dengan dirinya sendiri yang tidak bisa berbuat banyak. Karena ini berkaitan dengan Rigel, dimana ia tidak boleh mencampuri urusan anak itu terlalu banyak. Hidup Rigel sudah diatur sedemikian rupa agar tidak melenceng seperti Orion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Ficção AdolescenteTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...