🌠🌠🌠
Kenapa Luna begitu egois? Ia bahkan tidak mau sempat menengok apa yang Orion temukan. Sekarang, entah bagaimana, ada jarum tak kasat mata yang menusuk jantungnya.
Meski demikian, ia mencoba abai dengan melakukan tugas-tugasnya sebagai salah satu dari anggota yang mengurus satgas penanganan kasus pelecehan seksual.
Luna tidak pernah tahu kalau hari kemarin kemungkinan akan menjadi hari terakhirnya berbicara dengan Orion.
"Ternyata sukses juga ya, setelah kantornya dipindahkan," kata Rana. Memecah kesunyian.
"Ide lo oke sih, Ra. Bisa kepikiran untuk memindahkan kantor kita biar nggak di sekolah lagi," imbuh Luna.
Rachel tertawa. "Ya ya ... Gue seneng akhirnya kita berhasil," ujarnya. Lalu menambahkan, "tapi ini semua idenya Orion sih."
🌠🌠🌠
Menu sarapan yang Aksa buat tidaklah rumit. Ia hanya memanggang roti dan menggoreng telur setengah matang. Menyatukan mereka menjadi sebuah sandwich.
Ia menengok ke arah jam dinding di dapur. Masih jam delapan pagi. Tangannya cekatan menyiapkan tiga porsi sarapan untuk dihidangkan di meja makan. Tiga cangkir kopi yang masih mengepulkan asap menjadi pendampingnya.
"Wih ... Rajin banget ya kamu, Sa."
Aksa tak terlalu menghiraukan pujian Helmi. Ia lebih penasaran dengan satu hal yang belakangan ini mengganjal di hati. "Ayah belum tertangkap juga, Om?"
Helmi mengambil tempat di kursi. Menyeruput kopi hitam sebelum mendesah keenakan. Laki-laki itu seperti abai. Lebih tepatnya sedang tidak mau membahas topik ini.
"Om?"
Mendengar tuntutan dari Aksa, mau tidak mau Helmi akan menjelaskannya.
"Sedang dalam pemantauan polisi." Selera makan Helmi turun memikirkan kondisi kakaknya. Namun gigitan demi gigitan roti berisi telur setengah matang dijejalkan paksa ke dalam mulut. Rasanya tidak buruk. Sungguh. Aksa pandai dalam hal ini.
Kuning telur meleleh di lidah. Asinnya pas. Ladanya juga pas. Sesuai selera Helmi.
"Kak Rendra sudah jadi buronan selama satu bulan terakhir kata polisi. Dia melakukan banyak kejahatan. Penipuan, pemalsuan identitas, pengedar, bahkan pembunuhan."
Aksa tercengang. Ia tahu ayahnya memang bejat. Tapi tak pernah tahu seburuk ini.
"Oh ya. Orion mana? Masih di kamarnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Genç KurguTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...