Ketemu! Orion sudah berhasil menemukan semua titik koordinat di email Mentari setelah cukup lama berjuang. Meski ia belum berani melihat siapa pelakunya. Cowok itu harus segera pergi ke rumah Luna, menjelaskan temuan baru ini.
Ia tersenyum senang memandangi sekeliling kamar Rigel. Bahkan disaat anak itu sedang terbaring di rumah sakit saja masih bisa membantu Orion menemukan jawaban. Meski tidak sepenuhnya yakin, ia harus mencoba.
Beberapa nama kota yang berhasil Orion temukan menghiasi kertas yang sudah penuh coretan.
Selain itu, ada satu kalimat yang Orion bubuhkan untuk menjelaskan kenapa ia bisa menyimpulkan hal demikian.
Surat ke lima, menit yang ditulis Mentari sengaja dibalik. Itu karena dia sadar, kalau tetap menuliskan 129 menit 32 detik akan kelihatan aneh.
Ia bahkan memberi garis bawah pada objek yang dimaksudkan.
mentarii@gmail.com
Ya ampun, Luna!!!! Negara yang dari kecil kepingiiin banget gue kunjungi gara-gara Doraemon belum gue sebut ya?? Sori lupa.
Yup! Jepang. Siapa sih yang nggak mau ke sana? Lo juga pastinya mau kan? Ngaku! Dulu kita sering mengkhayal kalau suatu hari nanti kita bakalan foto bareng di bawah bunga sakura yang lagi mekar. Ingat kan?
Dan mungkin kalau lo berhasil ke sana, lo harus foto tanpa gue, Lun. It's okay. Nggak usah mikirin tentang gue lagi ya?
Gue harap lo bisa selalu bahagia.
Segitu dulu, besTAI
32 129
MenitEh, kebalik atau gimana itu gue nulis waktunya? Haha
Jadi kesimpulannya, yang dimaksud Mentari adalah 129 menit 32 detik.
129⁰ N (LU)
32⁰ E (BT)Kota : Nagasaki
🌠🌠🌠
Di depan rumah berpilar tinggi dan besar dengan halaman penuh tanaman bunga ini, Orion memberanikan diri menekan bel. Ketika pintu dibuka, seseorang yang tidak diharapkan Orion justru muncul.
"Eh, Bang Orion? Silahkan masuk!"
Orion menggeleng atas tawaran Devan.
"Luna nya ada?""Bentar, gue panggil."
Di tangan Orion sudah ada kertas berisi salinan email Mentari. Sudah dicoret-coret Luna dan Orion. Hari ini, semua kesalahpahaman yang menyebabkan nama baik Orion merosot harus selesai.
Langkah-langkah mendekat berhasil menarik perhatian Orion. Cowok itu ingin menyunggingkan senyum lebih lebar. Namun, begitu melihat raut tanpa ekspresi Luna, ia menyimpan senyuman itu.
"Hai!"
Sekarang senyuman tipis itu benar-benar luruh. Orion memandang kertas-kertas di tangannya. Lalu, menyerahkan benda itu pada Luna. "Gue rasa, Mentari ngasih kode ke lo."
Kertas-kertas itu diterima. Diperhatikan baik-baik oleh Luna, dan cewek itu merasa tidak yakin. "Lo mau ngelak lagi kan?"
Orion menggeleng. "Coba lo cek baik-baik. Menit di sana itu merujuk ke titik koordinat, Lun!"
"Terus kalau begitu kenapa? Dia emang pengen keliling dunia, jadi nggak heran kalau Mentari nulis titik koordinat di emailnya."
Tubuh Orion membeku. Ia kalah telak lagi. Tidak bisa menjawab kalimat Luna yang terdengar masuk akal. Harapan cowok itu luruh ke tanah. Bagaimana mungkin dirinya bisa menyimpulkan sesuatu yang bahkan ia sendiri tidak tahu harus disimpulkan seperti apa? Orion tidak berpikir apa kesimpulannya setelah ia tahu bahwa menit di email Mentari adalah sebuah titik koordinat.
Tangan Orion ditarik Luna. Dan dalam sekejap, kertas-kertas salinan email Mentari berpindah tangan lagi. "Gue nggak butuh pengelakkan dari lo lagi."
Meskipun sakit, Luna harus tetap teguh pada prinsipnya. Ia tidak akan memaafkan siapapun yang telah memperkosa Mentari, dan bahkan membunuhnya.
Apakah Orion merasa marah? Entahlah. Cowok itu bahkan tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Jiwanya terlalu kosong. Ternyata menyelesaikan kesalahpahaman ini tidak semudah perkiraannya.
Orion mengangguk perlahan. Mulai menerima apapun yang akan terjadi padanya nanti. "Gue ... pamit dulu." Pandangan cowok itu tidak terangkat untuk melihat wajah cewek di depannya. Ia hanya fokus pada tanah, melangkah perlahan. Pergi dari tempat itu. Berharap bisa menemukan tempat yang lebih baik lagi.
🌠🌠🌠
Tujuan Orion ke supermarket hanyalah untuk membeli sekaleng soda. Bukan untuk bertemu dengan makhluk sejenis Noval. Kesialan macam apa lagi yang menimpa Orion sekarang. Karena ketika ia tidak mengganggu siapapun, dirinya yang tengah duduk di teras supermarket justru dihampiri kakak kelas yang sebentar lagi menghadapi ujian itu.
"Halo!" Noval tersenyum seperti orang yang paling bahagia di dunia ini. Membungkuk di depan Orion. Terkekeh pelan kala tak mendapat respon sama sekali.
"Mau tau satu rahasia lagi tentang Mentari nggak?" tanyanya, perlahan menegakkan punggung. Mengamati perubahan ekspresi Orion dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celana. Berharap bisa mendapatkan tontonan menyenangkan kali ini.
Sayangnya, Orion seperti tidak menyadari keberadaan Noval yang jelas-jelas tepat di hadapannya. Cowok itu justru sibuk menegak soda sambil sesekali membalas chat dari Miko. Setelah dipastikan obrolannya selesai, Orion menyimpan ponselnya dan berdiri.
Untuk sekarang, ia menganggap Miko adalah malaikat baginya.
Ketika hendak pergi, pundaknya ditahan oleh Noval. "Gue serius, mau tau satu rahasia lagi nggak?" Seringaian muncul. Cowok itu mengeluarkan flashdisk. Menggoyangkan di depan wajah Orion.
Noval tertawa sebentar. Mundur satu langkah dan berkata, "Mentari nggak bunuh diri, bego! Ada yang dorong dia dari jembatan. Dan ... ini rekaman cctv di sekitar kejadian."
Orion bergeming. Untuk apa gunanya semua ini? Toh, Noval tidak akan mungkin menyerahkan bukti itu ke polisi kan?
"Awalnya sih, niat gue meretas cctv di sana itu buat ngilangin bukti kalo gue udah melakukan kekerasan ke cewek gue. Eh, malah nemu video ini." Noval lagi-lagi tertawa. Seolah apa yang diucapkannya adalah sesuatu yang lucu. "Nggak nyangka banget sih. Hampir satu tahun gue menyimpan rahasia ini."
Tangan Orion mengepal erat. Ia menatap tepat di mata Noval. Setelah mendapatkan perhatian, sebelah sudut bibirnya terangkat. "Sayangnya gue udah nggak peduli dengan apapun lagi."
Setelah mengatakan itu, Orion benar-benar pergi dari sana. Meninggalkan Noval yang menggeram kesal.
🌠🌠🌠
Jangan lupa vote & komentar nya!!16-04-2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Teen FictionTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...