Chapter 7

136 13 0
                                    

PLAAKKK!!

Aku berbalik untuk melihat asal suara.

Di sana ku lihat wanita cantik yang tadi kutinggalkan sedang menutup matanya sambil gemetar dan menangis. 

Kemudian mataku teralih ke pelayan yang tadi menerima pesananku, dia sedang memegang nampan di tangan kanannya, di depannya ada satu laki-laki yang jatuh di antara kursi di dekat jendela. 

Apakah pelayan itu baru saja menamparnya dengan nampan itu?

"Siapa yang kau panggil jalang hah?" teriak pelayan itu. Laki-laki yang ditanya tidak menjawab dan bersiap untuk berdiri.

Pelayan lain yang sebelumnya ku lihat membersihkan meja datang dan memukul laki-laki yang tadinya mau berdiri itu hingga tersungkur lagi.

"Dan siapa yang mau kau tampar tadi sialan?" Kata pelayan kedua yang baru menghantam laki-laki itu.

"YAH!! Seo Changbin! Lee Minho! Apa yang terjadi di sini?" teriak seorang wanita yang baru saja masuk ke café ini.

"Laki-laki brengsek ini, dia hampir menampar Jeongnam noona" kata pelayan pertama sambil menunjuk laki-laki yang tersungkur tadi.

"DIA APA??!!" teriak wanita itu dan dengan cepat menuju ke arah mereka.

"Berikan itu!" kata wanita itu pada pelayan pertama yang memegang nampan, nampan itu pun diberikan kepadanya.

"Kau pikir kau siapa sialan?" katanya sambil mengayunkan nampan itu ke arah wajah laki-laki itu.

"Dan dia juga mengatakan Jeongnam noona jalang" kata pelayan kedua. Kemudian dengan muka yang semakin merah dan ayunan yang semakin cepat dia terus memukul laki-laki itu. Laki-laki itu hanya bisa pasrah karena dipegang oleh pelayan kedua.

"BAJINGAN"

"KU BUNUH KAU BRENGSEK"

"MATI KAU"

Itu kata-kata yang keluar dari mulut wanita itu sambil terus memukul laki-laki malang itu dengan nampannya. Dan sebagai informasi nampannya terbuat dari kayu.

Nampan yang ditangannya bahkan sampai patah. Dia kemudian mengangkat meja dan ingin memukul laki-laki itu menggunakan benda tersebut. Untung saja kali ini ditahan oleh kedua pelayannya.

...

Lima belas menit setelah kejadian itu, pria tadi benar-benar tidak berdaya dan sudah dibawa keluar, kedua pelayan membersihkan kekacauan, dan wanita tadi yang sebenarnya pemilik café sedang menjelaskan ke pihak keamanan.

Aku yang sudah paham kejadiannya, mulai memberanikan diri untuk menghampiri wanita bernama Jeongnam yang daritadi terlihat duduk sambil menangis dan gemetar. 

Aku duduk didepannya "Tenanglah, semuanya sudah baik-baik saja" kataku padanya, dia terlihat terkejut awalnya namun menjadi sedikit lebih tenang.

"Dan maaf tadi aku sedikit kekanak-kanakan dan meninggalkanmu, sehingga kau harus mengalami kejadian ini" kataku lagi berusaha menenangkannya.

Dia menggelengkan kepala dan berkata "ti-tidak, aku yang harusnya minta maaf karena menyinggungmu. D-dan ini ponselmu, k-kau meninggalkannya" benar ini ponselku, bagaimana mungkin aku melupakannya? Son Chaeyoung kau bodoh.

"Jadi benar karena ingin mengejarku kau jadi seperti ini? ma-maaf" kataku meminta maaf. Permintaan maafku dibalas senyuman manis olehnya, persis seperti yang kulihat semalam. Cantik.

"Jeongnam-ah, kau tidak apa-apa? Apa dia menyakitimu? Kenapa kau menangis? Dimana yang sakit? Lalu siapa gadis kecil ini? apa dia temanmu? Kenapa aku tidak pernah tau?" Tanya wanita pemilik café kepada Jeongnam yang duduk di depanku. Aku bahkan tidak tau bagaimana dia mampu menanyakan semua hal itu hanya dengan satu tarikan napas.

Sweet MIMOSA (MICHAENG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang