Chapter 23

85 9 0
                                    

Aku menemukannya.

"JEONGNAM UNNIE..." Teriakku di tengah kerumunan.

Daritadi aku mencarinya, dia berada di sudut ruangan seperti dugaanku. Setelah beberapa kali bertemu dengannya aku tahu bahwa Jeongnam unnie cenderung menghindar dari kerumunan, aku melihat ketidaknyamanan di matanya. Dan karena ini hari tes, yang berarti akan ada banyak orang dalam satu ruangan, aku rasa aku harus cepat menemukannya dan menenangkannya.

"Aku daritadi mencarimu unnie" kataku, setelah dengan cepat berlari ke arahnya.

"Be-benarkah?" Dia terdengar sangat gugup, aku melihat tangannya yang bergetar. Ku rasa ini lebih dari sekedar gugup.

Aku langsung meraih tangannya. Dia terlihat kaget saat tangannya ku raih, namun setelah mednatapku dia membiarkan tangan kami saling menyatu.

"Tenang saja unnie aku akan selalu di sampingmu hari ini" aku mencoba menenangkannya.

"Terimakasih Chaengiee" jawabnya dengan sedikit tersenyum padaku.

"Apa kau gugup unnie?" aku memberanikan diri untuk bertanya.

"A-aku tidak biasa berada di tempat ramai dengan menunjukan wajahku seperti ini. A-aku selalu menggunakan hoodie atau aku akan berlari ke tempat yang tidak banyak orang lewat. Pa-pandangan orang membuatku takut" jawabnya yang terlihat sangat tertekan.

Itu benar, aku juga menyadarinya. Aku selalu menemukan Jeongnam unnie dengan penampilan yang sangat tertutup atau berada di tempat yang berada di sudut ruangan. Tapi tunggu, bukankah waktu kami ke pameran dia tidak tampak tertekan dan tidak nyaman?

"Tapi entah kenapa waktu aku bersamamu di pameran waktu itu aku tidak merasa kekhawatiran seperti biasanya. Entah karena kau yang mengalihkan perhatianku dengan ceritamu atau apapun itu tapi itu membuatku sangat nyaman" katanya seperti membaca pikiranku.

"Sekarang juga kau tampak lebih nyaman unnie, lihat tanganmu sudah tidak gemetar. Dan bahkan kau tadi berbicara dengan sangat lancar. Ku pikir kau memang butuh teman untuk menenangkanmu unnie" jawabku.

"Iya, kau benar. Mungkin kau memang memiliki dampak bagiku Changiee" Jawabnya kemudian memberikanku senyuman yang jauh lebih tulus dari yang tadi. Dia sangat cantik ketika memberikan senyuman seperti ini.

"Apa kau sudah belajar unnie?" tanyaku.

"Sudah Chaengiee, kau sendiri?"

"Tentu saja unnie, aku harus lolos. Aku dibantu oleh Somi dan Dahyun unnie. Aku ingin meminta bantuan Momo unnie juga, tapi aku tidak berani"

"Momo unnie?" Oh, aku belum menceritakannya pada Jeongnam unnie.

"Iya, aku dan Momo unnie menjadi teman karena sama-sama membantu Dahyun unnie. Tapi dia tampaknya tidak menyukai wartawan, aku sangat takut saat diintimidasi olehnya" jelasku.

"Dia mengintimidasimu? Apa dia menyakitimu?" Kenapa Jeongnam unnie terlihat marah?

"Tenang saja unnie, dia hanya memperingatiku. Dia juga tetap baik padaku, para wartawan selalu menyerang perusahaannya, jadi wajar dia tidak menyukai kami" aku mencoba menenangkannya.

"Baiklah, syukur kalau seperti itu" dia tampak lebih tenang.

"CHAEYOUNG-AH" aku dikagetkan dengan suara dari belakangku.

"Apa kau juga mengikuti program ini?" Dia adalah Arin yang sepertinya juga mengikuti program magang ini.

"Iya, apa kau juga?"

"Tentu saja, aku rasa ini kesempatan yang bagus. Bekerja di sini adalah mimpi setiap orang kan?" tanyanya yang tampak bersemengat.

"Iya, aku juga merasa seperti itu" aku rasa tidak perlu memberitahukan maksudku yang sebenarnya mengikuti program ini.

Sweet MIMOSA (MICHAENG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang