"Seperti permintaanmu"
"Aku akan liburan bersama Hana nee-san untuk beberapa saat. Ku harap aku tidak merepotkan kalian Mitang, Jeongyeon-ah" ucap Momo.
Saat ini aku dan Jeongyeon unnie sedang berada di rumah Momo agar membantunya bersiap-siap untuk bisa pergi liburan bersama kakaknya.
Beberapa hari lalu setelah mengunjungi Dahyun di rumah sakit, Momo pulang dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Jeongyeon unnie harus menjemputnya di bar pada malam itu, bartender di sana bilang dia sudah di situ dari siang dan minum hingga pingsan.
Lebih buruk dari itu, besoknya setelah Momo bangun, dia malah menghancurkan barang-barang di rumahnya. Jeongyeon unnie bahkan harus menelponku dan Sana agar bisa membantunya.
Sesampainya di sana, yang ku dapati adalah rumah yang hancur dengan Momo yang sedang menangis di pelukan Sana. Tangan Momo pun tampak berdarah karena dia yang menyakiti dirinya sendiri. Aku sungguh sangat khawatir dengan kondisi Momo. Dia tidak pernah seperti ini, apa yang terjadi padanya? Itulah pertanyaanku.
Momo sempat tidak mau bicara dan makan. Tapi untungnya setelah beberapa saat Momo mau menceritakannya pada kami bertiga. Momo menceritakan bagaimana keadaan di rumah sakit pada hari itu. Dia menceritakan bagaimana Dahyun mencampakan dirinya.
Jujur, aku sangat kecewa dan marah pada Dahyun setelah mendengar ceritanya. Momo tidak pernah berharap banyak padanya, Momo selalu tau bahwa cintanya hanya akan bertepuk sebelah tangan. Namun akhir-akhir ini Dahyun selalu memberi Momo pertanda. Dia membuat Momo senang, tapi di saat yang bersamaan ragu. Itu membuat Momo kebingungan dengan perasaan Dahyun.
Hingga puncaknya pada hari itu. Dahyun menyatakan perasaan cintanya pada Momo, dan bahkan menciumnya. Momo bilang itu adalah saat paling bahagia dalam hidupnya. Namun hanya dalam beberapa saat semua itu runtuh. Orang tua Dahyun datang, dan dalam sekejap Dahyun berubah.
Dahyun langsung mengatakan bahwa dia melakukan kesalahan. Momo memanfaatkan kondisinya. Itu tidak seharusnya terjadi, Momo adalah kesalahan. Dan lebih buruknya, dia mengusir Momo tanpa sempat mendengar perkataan Momo.
Aku tidak paham kenapa dia seperti itu. Apa orang tuanya adalah alasan dia tiba-tiba berubah? Atau memang dia mau mempermainkan perasaan Momo? Entahlah, yang jelas dia sudah menyakiti perasaan Momo. Itu membuatku tidak menyukainya.
Setelah Momo mulai tenang, aku memberikannya ide untuk liburan sebentar menenangkan dirinya. Aku pun menghubungi kakaknya agar bisa membawa Momo berlibur bersamanya, dan tentu saja kakaknya langsung menerima saranku.
Aku, Jeongyeon unnie, dan Sana bergantian menjaga Momo beberapa hari terakhir. Untuk hari dimana Momo akan berangkat, Sana tidak bisa datang karena ada urusan yang tidak bisa dia tinggalkan. Oleh sebab itu, hanya aku dan Jeongyeon unnie yang ada di sini.
"Kau tidak merepotkan kami Momo-ya" kata Jeongyeon unnie menjawab kekhawatiran Momo.
"Iya Momoring. Tenangkan dirimu beberapa saat lalu kembali lagi" sambungku.
Momo pun hanya mengangguk dan tersenyum kepada kami. Dia sudah terlihat baikan, tapi belum pulih.
"Aku akan mengantarmu ke bandara. Hana unnie sudah di sana" ucap Jeongyeon unnie.
Mereka pun mulai mengeluarkan koper dan tas Momo untuk bersiap berangkat.
"Mina, selama aku pergi kau bisa meminta bantuan angels tanpa perlu persetujuanku. Dan untuk pekerjaanku, kalian bisa serahkan kepada Maya. Dia cukup kompeten dalam melakukannya" kata Momo.
"Baiklah Momoring. Tidak usah mengkhawatirkan apapun yang ada di sini. Bersenang-senanglah, kami akan baik-baik saja" jawabku.
Momo tersenyum mendengar jawabanku. Tepat setelah itu, Momo dan Jeongyeon unnie akhirnya berpamitan denganku dan mulai berjalan keluar dari rumah Momo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet MIMOSA (MICHAENG)
FanfictionDunia tampak sangat menakutkan bagiku, menjadi pusat perhatian adalah mimpi terburuk buatku... Tapi entah mengapa aku menjadi tenang saat dia menggenggam tanganku, aku merasa mampu untuk menghadapi dunia saat berada dalam dekapannya... Namun dia yan...