Special Satzu

98 12 1
                                    

Wanita dengan dress merah memasuki restoran tempat dia berjanji menemui seseorang. Seseorang yang membuatnya rindu, namun sangat ingin dia hindari.

"Reservasi atas nama Chou Tzuyu" ucap wanita itu pada pelayan yang menyambutnya di depan pintu.

Pelayan itu memberikan senyuman kemudian mempersilahkan sang wanita sembari menuntunnya ke meja yang dimaksud.

Dalam perjalanan ke meja itu, dia melihat sosok yang menanti sambil tersenyum padanya, senyuman termanis yang selalu berhasil meluluhkan hatinya. Seorang wanita cantik dengan dress hitam menantinya, seorang wanita dengan nama Chou Tzuyu.

Sesampainya di meja itu, Tzuyu menyambutnya dengan menarik kursi untuk mempersilahkan dia duduk. Ini adalah tindakan-tindakan kecil dari Tzuyu yang selalu membuat jantungnya berdegub tidak karuan. Tzuyu kemudian berjalan menuju ke kursi di depannya, duduk, lalu memanggil pelayan.

"Tolong bawakan sesuai pesanan tadi" ucap Tzuyu pada pelayan yang sebelumnya dia panggil.

"Bagaimana kabarmu Sana?"

Sana, sang pemilik nama tampak terkejut dengan pertanyaan lembut dari Tzuyu. Dia masih mencoba memproses semuanya. Suasana ini jelas jauh berbeda dari apa yang dia bayangkan.

"A-aku baik-baik saja. Bagaimana dengan kabarmu Tzuyu-ya?" Sana mencoba mengikuti pembicaraan Tzuyu. Dia masih tidak yakin dengan apa yang terjadi, terlalu banyak hal yang dia pikirkan mengenai pertemuan kali ini.

"Aku merasa lebih baik. Kau tampak lebih kurus dari sebelumnya, apa kau makan dengan baik?"

Sekali lagi perhatian dari Tzuyu membuatnya bingung. Bukan ini yang dia harapkan terjadi. Dia mengira Tzuyu akan memperlakukannya dengan dingin, namun kenyataannya malah sebaliknya. Tzuyu memperlakukannya dengan sangat hangat, bahkan lebih hangat dari sebelumnya.

"A-aku..."

"Ohh makanannya sudah datang" ucapan Sana terpotong karena pelayan yang membawa hidangan untuk mereka.

Disajikan dua porsi steak yang diletakan masing-masing di hadapan mereka. Tidak lupa juga wine yang dituangkan ke gelas yang berada di meja itu. Ini benar-benar tampak seperti kencan romantis bagi Sana. Apa yang sebenarnya Tzuyu rencanakan? Itu yang ada di dalam pikirannya.

"Ini adalah menu terbaik yang ada di sini" ucap Tzuyu sambil mulai memotong steak yang ada di depannya.

Sekali lagi, Tzuyu berbicara dengan nada terlembut yang pernah dia keluarkan. Sana hanya menatapnya bingung. Ada apa ini? Kenapa dia seperti ini? Apa dia mencoba menyenangkanku sebelum mengusirku dari hidupnya? Otak Sana tak kuasa menahan pertanyaan-pertanyaan itu dalam pikirannya.

Tiba-tiba Tzuyu mengangkat piringnya kemudian memindahkannya ke hadapan Sana. Dia menukar steak yang sudah di potong tadi dengan milik Sana yang masih belum tersentuh. Dan gerakan romantis ini tentu saja membuat Sana menjadi semakin bingung.

"Semoga kau menikmatinya" kali ini Tzuyu berucap sambil tersenyum hingga lesung pipinya nampak.

Sana yang melihat itu langsung merasakan perasaan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Yang jelas Sana tau jika dia jatuh cinta lagi pada wanita di depannya. Dan ini buruk, ini tidak seharusnya terjadi di hari dia harus melepaskan wanita itu.

Tzuyu yang ada di hadapannya merasakan tatapan Sana yang tidak lepas darinya. Tzuyu melihatnya kemudian membalas tatapan itu dengan senyuman.

"Semakin lama aku melihatmu, semakin aku yakin merah adalah warna yang cocok buatmu. Kau tampak lebih cantik dan sexy" ucap Tzuyu yang sekali lagi memuji Sana.

Sana tentu saja merona mendengar itu. Tapi dia sekali lagi menjadi bingung. Apa-apaan perlakuan Tzuyu ini? Kenapa dia seperti ini? Apa sebenarnya rencananya?

Sweet MIMOSA (MICHAENG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang