"Semangat"
Itu yang dikatakan Sana sambil memelukku erat.
"Aku tidak perlu disemangati, kalian bertiga yang akan berada di ruangan bersama mereka" kataku mencoba melepaskan diri dari lilitan sang ular.
"Tapi kau juga akan menilainya, kau juga harus disemangati" Terkadang memang gadis ini memiliki jalan pikiran yang aneh, dan mengapa pelukannya semakin erat?
"Lepaskan Sana, kalau kau hanya ingin memeluk tidak perlu mengatakan hal yang tidak perlu" sekarang dia malah mencoba untuk menciumku. Dan tentu saja bibir itu mendarat tepat di pipiku.
"Hehehe, kau hari ini sangat imut Mina, aku tidak bisa menahan diriku" alasan macam apa itu?
"Aku berpakaian seperti biasa, kau saja yang ingin melakukannya" untungnya sekarang aku sudah berhasil melepaskan diri.
"Benarkah? Mungkin aku sudah lama tidak menemui wanita yang bisa ku..."
"Cukup aku tidak mau mendengarkan cerita kotormu" jika cerita itu dilanjutkan dia akan mengatakan sedetail mungkin, dan itu menjijikan.
"Tapi dimana Chan dan Hitomi?" kataku mencoba mengalihkan pembicaraan.
Hari ini adalah hari audisi yang hanya akan diikuti oleh tiga aktor pilihan kami. Sekarang aku dan Sana sedang berada di ruangannya untuk bisa membahas apa yang harus dilakukan. Seperti yang kubilang Sana, Chan, dan Hitomi asistennya yang akan melihat audisinya secara langsung, sedangkan aku akan melihatnya di sini, kami sudah menyeting agar kamera yang berada di ruangan audisi akan langsung tersambung ke layar ruangan ini.
"Hitomi sedang mengurusi para aktor itu, sedangkan Chan, entahlah, dia tampaknya sibuk dengan permintaanmu" Benar, aku sedang meminta Chan untuk melakukan suatu hal. Aku merasa akan terjadi sesuatu.
Teloleett... teloleeet... telikeeett...
"Oh Hitomi menelponku" kata Sana yang kemudian langsung diangkat panggilan itu.
"Ada apa Hitomi?..."
"Benarkah? Kondisinya?...
"Lalu dua yang lainnya?..."
"Tidak perlu, lakukan saja sesuai rencana..."
"Iya, akau akan segera ke sana..."
Sana mengakhiri panggilan dengan wajah yang tampak bingung.
"Kubo Arata, dia kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit" katanya seolah tahu aku sedang meminta jawaban.
"Kapan itu terjadi? Bagaimana keadaannya?" tanyaku, bagaimanapun dia sempat menolongku dari cengkraman orang gila itu.
"Kejadiannya tadi pagi saat dia berangkat, seseorang menabraknya saat dia sedang menyebrangi jalan. Luka yang didapat tidak terlalu parah, tapi dia masih belum siuman" jelas Sana
"Jadi apa kau akan tetap melanjutkannya? Dia adalah pilihanmu" tanyaku lagi.
"Tentu saja, aku akan melanjutkannya dengan dua orang yang tersisa. Mereka sudah sampai jadi aku akan bersiap untuk memulai audisinya" Sana memang selalu profesional dalam pekerjaan, dia hanya akan membatalkan sesuatu jika itu terlalu mendesak.
KLIKK...
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka, dan menampilkan sosok Chan yang sudah terlihat bersiap-siap.
"Apa aku terlambat?"
"Berhentilah bertingkah seperti pemeran utama, satu menit lagi kau terlambat kutendang kau keluar dari tempat ini" Sana terlihat terganggu dengan tingkah Chan yang berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet MIMOSA (MICHAENG)
Fiksi PenggemarDunia tampak sangat menakutkan bagiku, menjadi pusat perhatian adalah mimpi terburuk buatku... Tapi entah mengapa aku menjadi tenang saat dia menggenggam tanganku, aku merasa mampu untuk menghadapi dunia saat berada dalam dekapannya... Namun dia yan...