Chapter 80

135 9 2
                                    

"Kita terkunci"

"Apa maksudmu Chaengie" tanyaku.

"Aku tidak bisa membuka pintu ini unnie" Chaeyoung tampak panik. Aku pun berjalan ke arah pintu dan mencoba membukanya, dan benar saja tidak bisa dibuka.

"Sepertinya pintu ini rusak dan tidak bisa di buka dari dalam. Kalau begitu bisakah kau menghubungi seseorang dari luar Chaengie? Aku meninggalkan ponselku di ruangan" ucapku. Karena tadi terlalu bersemangat untuk membukakan Chaeyoung pintu aku jadi lupa mengambil ponselku.

Bukannya mengambil ponselnya, Chaeyoung malah menatapku dengan tatapan panik.

"Aku juga meninggalkan ponselku unnie. Aku tadi langsung mengangkat kotak itu, jadi tidak sempat mengambil ponselku dulu" oke, sepertinya kita akan terkunci selama beberapa waktu di sini. Apa lagi lantai ini terlihat kosong tadi.

"Bagaimana dengan CCTV unnie, apa kita bisa melambaikan tangan ke arahnya agar dinotis oleh control room?" tanya Chaeyoung sambil melihat-lihat ke arah atas untuk menemukan CCTV.

Idenya cukup bagus, aku akhirnya ikut mencari posisi CCTV. Namun...

"CCTVnya mati Chaengie. Sepertinya sedang dalam perbaikan" ucapku sambil menunjuk ke arah CCTV yang tampak kabelnya sedang tergelantung.

"Kalau begitu bagaimana dengan tab ini unnie. Apa kita bisa menggunakannya untuk menghubungi orang luar?" tanya Chaeyoung lagi.

Aku pun menjawabnya dengan menggelengkan kepalaku "Tidak bisa Chaengie, tab itu sudah diseting agar hanya bisa digunakan untuk gudang ini. Kita tidak bisa membuka aplikasi lain" jawabku.

Chaeyoung akhirnya menghembuskan napas panjang.

"Jadi kita akan terjebak sampai ada yang membukanya ya? Kwanghee oppa dan yang lainnya mungkin masih 1 jam di sana. Ku harap ada yang datang lebih cepat untuk menyelamatkan kita" ucap Chaeyoung.

"Aku akan berkeliling untuk mencari barang yang bisa kita gunakan. Mungkin HT untuk menghubungi ruang keamanan. Dan bisakah kau mengetuk pintunya Chaengie, supaya kalau ada yang datang mereka bisa mendengar kita" aku akhirnya membagi tugas dengan Chaeyoung.

Aku memang senang berdua bersama Chaeyoung, tapi ini bukan tempat yang ideal untuk berkencan. Jadi aku harus mencari cara untuk setidaknya keluar dari sini dulu.

"Baiklah unnie" ucapnya kemudian mulai mengetuk pintu dengan keras.

"Untung saja kau tadi mengikutiku ke sini, jadi aku tidak terkunci di sini sendiri" ucap Chaeyoung.

"Kalau aku tidak ikut tadi, aku bisa membukakan pintu untukmu Chaengie" jawabku yang membuat dia terkekeh.

"Kau benar unnie. Tapi untung saja gudang ini cukup terang. Bayangkan jika lampunya mati, aku pasti akan sangat ketakutan..."

Duppp.

"AAAAAAA, UNNIEEE!"

Lampu gudang tiba-tiba mati dan diikuti oleh suara teriakan Chaeyoung. Kondisi ruangan tiba-tiba menjadi gelap. Meskipun ada sedikit cahaya yang masuk, tapi tetap itu tidak membantu. Kita hanya bisa melihat bayang-bayang bukan bentuk yang jelass.

"UNNIEE KAU DIMANA?" teriaknya lagi.

"Aku di sini Chaengie. Aku akan ke sana" ucapku. Aku tadi tidak terlalu jauh dari pintu jadi ku rasa aku bisa kembali ke sana.

"AKU SUDAH BERJALAN KE ARAHMU UNNIE. KAU DIMANA?" teriakan Chaeyoung semakin mendekat.

"Aku sudah di dekatmu Chaengie, ikuti suaraku" jawabku.

Perlahan aku mendengarkan langkah kaki dan sekilas muncul sosok bayangan yang mendekatiku.

"UNNIE" suara Chaeyoung muncul dari arah bayangan itu. Artinya kami sudah dekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet MIMOSA (MICHAENG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang