Berkencan?
"Kau berkencan dengannya kan Mitang?"
"Apa yang kau bicarakan? Kau yang mengajaknya berkencan!"
"Hahahaha"
"Apa yang lucu?"
"Lihat dirimu sekarang Mitang, kau sedang berdiri dan mencoba mengintimidasiku. Kau bahkan rela datang ke rumahku, tempat yang hampir tidak pernah kau datangi hanya karena aku menggoda bayi harimaumu tadi. Hahaha... kau sangat lucu Mitang"
"Aku tidak pernah mau kesini karena kau selalu membawa wanita kemari. Aku tidak mau melihat dua wanita telanjang sedang bergulat"
"Jadi kau tidak menyangkal bahwa kau mau memarahiku karena menggoda Chaengimu tadi?"
"YAA!! Aku tidak marah karena itu, tapi karena kau tidak menunjukan citra sebagai seorang CEO. Kau harusnya menjaga imagemu"
"Ayolah Mitang, kau tahu, bahkan seluruh negeri tahu seperti apa aku. Jadi imageku bukan menjadi alasanmu marah kan? Kau tadi sangat lucu, mencoba menjadi malaikat pelindungnya, bahkan mencoba melawan orang yang akan menjadi bosmu. Hahaha"
"Aku tidak peduli"
"Apa kau mau ditolak dalam program magang itu? Aku bisa leluasa menggoda Chaengiee jika bisa sekantor dengannya..."
"Kupatahkan semua jarimu jika berani menyentuhnya. Dan jangan memanggilnya Chaengiee!!!"
"Hahahaha... kau sangat lucu Mitang. Baiklah aku minta maaf. Aku juga tidak akan menggoda Chaeyoung lagi. Senang?"
Mendengar itu aku langsung berpindah dari tempatku. Selama percakapan tadi aku berdiri melipat tanganku sambil menatapnya tajam. Aku tidak suka dia menggoda Chaengiee tadi... maksudku itu bisa merusak imagenya, dia adalah CEO perusahaan kami.
"Jadi kau sudah tidak merajuk honey?" tanya Sana dengan nada centilnya.
"Aku tidak merajuk!" jawabku acuh.
"Hahaha... ayolah aku serius dengan ucapanku tadi" dia mulai datang mendekatiku. Dia duduk disampingku dan memelukku.
"Maafkan aku Mitang, aku hanya terlalu bersemangat melihat perubahan dirimu" dia sekarang melihatku tanpa melepaskan pelukannya. Sial, aku memang tidak bisa memarahinya terlalu lama.
"Baiklah Sana, aku juga tidak bisa marah denganmu. Kau selalu mengandalkan keimutanmu" kataku sambil tersenyum sebagai tanda aku sudah tidak marah.
"Tentu saja Mitang, itu senjataku" katanya sambil membenamkan wajahnya dileherku.
Tunggu....
"YAA!! Berhenti mencium leherku" kataku sambil menepuk punggungnya.
"Hehehe... maaf, aku tidak tahan, aku kira kau mau..."
"TIDAK AKAN!!!" potongku, apapun itu aku tidak mau mendengar kalimat selanjutnya.
Sana pun kembali tertawa. Untungnya dia sudah melepaskan pelukannya.
"Mitang, aku mendengar kejadian tadi dari Nayeon unnie" nada suara Sana berubah, yang artinya dia ingin membahas sesuatu yang serius.
"Aku tidak apa-apa Sana-chan, tenanglah" jawabku mencoba menenangkannya.
"Aku tidak marah karena ku dengar gadismu itu melindungimu dengan baik, tapi bisakah kau memberi kabar jika ingin bepergian?" Sana mulai bertanya dengan nada yang aku paham betul dia sedang khawatir.
"Kami hanya akan berjalan ke cafe Nayeon unnie, kau tahu kan itu dekat dengan kantor" jawabku masih mencoba menenangkannya.
"Tetap saja, kabar darimu sangat penting Mina. Aku tidak ingin kejadian yang sama terulang lagi. Jadi biarpun kau sedang bersama dengan Chaeyoung, kumohon kabari kami" aku melihat keseriusan dimatanya, jadi aku mengangguk untuk mengiyakan permintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet MIMOSA (MICHAENG)
FanfictionDunia tampak sangat menakutkan bagiku, menjadi pusat perhatian adalah mimpi terburuk buatku... Tapi entah mengapa aku menjadi tenang saat dia menggenggam tanganku, aku merasa mampu untuk menghadapi dunia saat berada dalam dekapannya... Namun dia yan...