"Aku boleh melakukannya kan Mina?" tanya Momo yang tampak mencoba untuk tenang.
"Aku senang kau meminta ijin terlebih dulu padaku Momo. Aku akan meminta Pak Kim untuk menyiapkan semuanya di rumah lamaku. Kau bisa mengambilnya" jawab Mina yang tau seberapa paniknya Momo sekarang.
Kim Dahyun diculik. Dia hanya pergi untuk membeli sesuatu di minimarket, tapi saat dia pulang sebuah mobil langsung menjemputnya secara paksa. Untungnya Momo memasang pelacak di ponsel Dahyun dan meminta Mako untuk mengawasinya.Seketika Mako menemukan keanehan, dia langsung memberitahu Momo keadaannya.
Saat ini Momo sudah tau siapa penculiknya dan Dimana Dahyun sekarang. Tapi dia sadar, jika dia langsung ke sana, dia akan melakukan hal yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu, pikirannya langsung tertuju pada Mina untuk meminta bantuan.
Mina yang mendengar hal itu langsung memberinya ijin karena tidak ingin membuang waktu. Akan tetapi, semua persiapan Momo dia yang tentukan. Yang mana dia akan menghubungi Pak Kim untuk menyiapkan apa yang dia minta.
"Terima kasih Mina. Aku akan pergi sekarang"
"Iya, selamatkanlah gadismu Momoring" ucap Mina yang memacu semangat Momo.
Dengan cepat Momo mengendarai mobilnya ke rumah Mina. Dan tepat saat dia memasuki garasi, dia melihat Pak Kim yang sudah ada di sana dengan motornya dan tas yang sepertinya disiapkan untuk dia.
"Ku dengar kau membutuhkan ini segera?" tanya Pak Kim.
"Terima kasih Pak Kim, ini sangat membantu" jawab Momo.
"Di tas ini ada peralatan untuk menyamarkan dirimu. Ada juga peralatan yang bisa melindungimu dari api, Mina bilang ada kemungkinan orang gila itu akan membakar tempatnya karena mereka berada di gedung kosong. Dan untuk senjata, hanya ada tongkat kecilmu, Mina bilang tidak boleh ada senjata api dan senjata tajam. Jadi ku harap itu cukup" ucap Pak Kim sambil memberikan tas ke Momo.
Momo pun menerima tas itu sambil menjawab "Aku bisa menghabisinya dengan tangan kosong. Aku akan berangkat sekarang"
Tanpa berlama-lama lagi Momo langsung mengendarai motornya dengan sangat cepat. Dia melaju layaknya tidak ada hari esok. Yang bisa saja itu terjadi, mengingat Dahyun adalah dunianya. Jika terjadi sesuatu pada Dahyun, hari esok tidak ada artinya.
Di sisi lain di gedung kosong di pinggiran kota, tampak seorang pria yang sedang menuangkan bensin ke seisi ruangan. Mina benar, dia berencana untuk membakar gedung ini. Namun bukan hanya gedung, tapi juga dirinya dan Dahyun.
"Harusnya kau menjual lagu itu kepadaku! Itu adalah lagu yang sangat bagus, kenapa kau menjualnya ke agensi yang lebih kecil?" tanya pria itu penuh amarah kepada gadis yang sedang ditutup mulutnya dengan kain, sambil tetap menuangkan bensin ke ruangan itu.
"Harusnya aku merasakan kesuksesan dari comeback Woojin. Bukannya terlilit hutang seperti ini. Aku tau Woojin memang artis yang problematik, tapi tidak bisakah kau mengabaikannya? Dia hanya menggodamu, dia tidak akan memperkosamu. Kenapa tidak kau anggap itu hanya sebagai candaan?" perlahan pria itu mendekat ke arah Dahyun sambil memegang jirigen berisi bensin.
"Andai kau bisa lebih dewasa. Andai kau tidak terlalu sensitif. Kejadiannya tidak akan seperti ini Kim Dahyun!"
"Errggmmm" Dahyun hanya biasa berteriak ketakutan saat jirigen bensin di tangan pria itu mulai dituangkan pada tubuhnya.
"Ini semua salahmu Kim Dahyun!" setelah tubuh Dahyun terlumuri penuh dengan bensin, pria itu langsung menuangkan sisa bensinya ke tubuhnya.
"Kematian kita adalah salahmu" pria itu pun mengeluarkan pemantik dari dalam sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet MIMOSA (MICHAENG)
FanficDunia tampak sangat menakutkan bagiku, menjadi pusat perhatian adalah mimpi terburuk buatku... Tapi entah mengapa aku menjadi tenang saat dia menggenggam tanganku, aku merasa mampu untuk menghadapi dunia saat berada dalam dekapannya... Namun dia yan...