Chapter 43

84 7 0
                                    

"He is finished"

"Baru kemarin dia terlihat sangat arogan. Hari muncul di tv nasional sebagai kriminal"

"Pemerasan, penganiayaan, suap, dan masih banyak lagi. Wow dia benar-benar tidak bisa memilih hanya satu dosa"

Itulah kalimat-kalimat yang memenuhi ruangan kami. Kami sangat senang melihat sutradara sialan itu menerima ganjarannya.

"Unnie kau tampak kelelahan" mendengar suara Hyewon aku langsung berbalik untuk melihat kepada siapa dia berbicara.

"A-aku hanya kurang tidur Hye-Hyewonie" jawab Jeongnam unnie yang tampak baru mengangkat kepalanya dari atas meja.

"Aku juga tidak bisa tidur semalam. Ku rasa kita memikirkan hal yang sama Jeongnam-ah" Doyeon unnie ikut bergabung dalam percakapan.

"Aku juga kesulitan tidur semalam" kataku saat mengetahui ada dua orang yang ternyata melalui hal yang sama denganku.

"Benarkah? Aku tidur dengan cukup nyenyak semalam" kami pun sontak berbalik ke arah Kwanghee oppa sambil melihatnya tidak percaya.

"Ah, jadi kau tidak menganggap ini serius ya? Baiklah Kwanghee-ssi. Hyewonie, berhentilah berbicara pada laki-laki ini, dia tidak pernah benar-benar peduli padamu" kata Doyeon unnie.

"Aku tidak menyangka kau menyepelekan kejadian ini oppa. Ayo Hyewonie kita keluar dari ruangan ini, aku tidak mau kau terus disakiti oleh Kwanghee oppa" kataku yang tentu saja bercanda.

"Yaa, Doyeon noona, Chaeng, kalian tahu bukan itu maksudku. Jeongnam bantu aku" Kwanghee oppa tampak panik.

"A-aku mengantuk oppa" jawab Jeongnam unnie kemudian kembali membenamkan kepalanya ke tangannya yang dia letakan di atas meja. Aku senang dia sudah mulai bisa bercanda dengan kami, yang artinya dia sudah nyaman dengan tim ini. Entah kenapa aku merasa bangga melihat progresnya dalam bersosialisasi.

"Yaa, kenapa kalian semua menyerangku? Hyewonie jangan percaya pada mereka, aku sungguh peduli pada kondisimu hanya saja..."

"Hihihi, aku paham oppa" potong Hyewon saat Kwanghee oppa ingin menjelaskan kondisinya.

"Kau adalah orang yang berlari kesana kemari saat itu. Jadi tentu saja kau akan kelelahan setelah itu dan langsung tertidur malamnya" lanjut Hyewoni.

"Iya, kau benar. Aku tidak sadar aku melakukan itu kemarin" kata Kwanghee oppa yang baru menyadarinya.

"Untuk itu aku mau berterima kasih, bukan hanya pada Kwanghee oppa, tapi juga pada Doyeon unnie, Jeongnam unnie, dan Chaeyoung unnie. Kalian melakukan segalanya untuk membantuku. Oleh sebab itu, aku akan mentraktir kalian minum hari ini" ucapan Hyewon dengan semangat. Itu membuat kami tersenyum, dia tampak lebih ceria meskipun kemarin bukan hari terbaik bahkan mungkin terburuk yang dia alami.

"Aku mau cafe latte" jawab Doyeon unnie dengan senyuman.

"A-aku mau ice americano" kata Jeongnam unnie yang mengangkat kepalanya untuk melihat kami.

"Ahh, aku mau dalgona milk tea" sambung Kwanghee oppa.

"Kalau begitu aku mau Strawberry smoothie" jawabku.

"Ne, aku akan membelikannya. Ayo Chaeng unnie" aku terkejut dengan tarikan tiba-tiba Hyewon.

"Eh? Kenapa aku?" tanyaku bingung.

"Karena kau yang posisinya terdekat denganku untuk bisa ku tarik. Dan karena kau menyayangiku" aku pun tersenyum mendengar jawabannya dan akhirnya membiarkannya menarikku keluar dari ruangan kami.

Kami pun berjalan menuju lift untuk turun ke cafetaria.

"Aku senang kalian mau menerima tawaranku untuk memberi kalian minum" ucap Hyewon tiba-tiba saat kami berada di depan lift. Aku hanya menatap heran kepadanya.

Sweet MIMOSA (MICHAENG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang