"Aku tidak akan melepaskannya"
"Aku tidak sepertimu Sana"
"Tapi kau sudah mengikuti saranku untuk lebih inisiatif. Sekarang saatnya lebih agresif Mitang. Paksa dia untuk jatuh cinta padamu. Kalau bisa kurung dia..."
"Jangan mengajarkan yang tidak-tidak. Kau bahkan galau saharian karena tidak tau harus bicara apa saat akan berkencan dengan Tzuyu waktu itu"
"YA Jeongyeon-ah! Itu dua hal yang berbeda. Aku dan Tzuyu saat itu sedang bertengkar"
"Sama saja. Kau tetap seperti anak perempuan yang pemalu di hadapan orang yang kau cintai. Jadi jangan membuat Mina memperlakukan Chaeyoung seperti kau memperlakukan mainanmu" akhirnya Sana terdiam karena skakmat dari Jeongyeon unnie.
"Terima kasih Jeongyeon unnie" kataku berterima kasih.
"Itu bukan apa-apa Mina. Lagi pula Nabong mengangkat Chaeyoung sebagai anaknya, jadi secara teknis dia anak ku. Aku tidak mungkin membiarkan anak ku dipermainkan karena saran ular itu" terserah apa alasannya. Tapi aku setuju dengan itu, Chaeyoung tidak boleh diperlakukan layaknya mainan.
"Im Jeongyeon tolong bantu kami!" tiba-tiba terdengar suara dari depan pintu.
Nayeon unnie dan Momo tadi keluar untuk membeli cemilan. Kami berencana untuk menonton drama Hyewon bersama di rumah Sana. Aku awalnya menolak jika rumah Sana yang digunakan, tapi dia bilang ini artisnya dan wajar jika dia yang paling bersemangat untuk merayakan. Akhirnya di sini lah aku bersama Nayeon unnie, Jeongyeon unnie, Momo, dan Sana.
"Apa yang dari tadi kalian bicarakan sampai tidak mendengar kami yang masuk?" tanya Nayeon unnie setelah meletakan semuanya di meja.
"Oh itu tadi Sana menyuruh Mina untuk lebih agresif ke Chaeyoung" jawab Jeongyeon unnie yang berada di belakang Nayeon unnie.
"YA Sana! Kau tau Chaeyoung anak ku kan?" marah Nayeon unnie.
"Iya unnie, iya. Tadi istri kesayanganmu sudah memarahiku. Jadi tidak usah diulang" protes Sana.
"Benarkah? Baiklah. Kalau begitu Jeongyeon cium aku!" mendengar itu Jeongyeon unnie hanya menanggapi dengan menjauh dari Nayeon unnie. Nayeon unnie memang memiliki kelakuan yang random.
"Aku tidak random Mina. Aku hanya merindukan istriku. Cepatlah menikah dengan Chaeyoung agar kau bisa memahaminya!" kadang aku lupa jika unnie yang satu ini bisa membaca pikiranku.
"Omong-omong soal Chaeyoung, aku baru mengingatnya. Sana pernah menyuruh Kei-chan untuk memanggil Chaeyoung Mommy jika bertemu. Bukan menyuruh, dia benar-benar mengajari Kei-chan. Bahkan menunjukan foto Chaeyoung berkali-kali untuk memastikan Kei-chan memanggilnya Mommy" sambung Momo tiba-tiba.
Ini semua jadi masuk akal.
"Jadi kau yang mengajarkan Kei-chan? Pantas saja Kei-chan memanggil Chaeyoung Mommy. Aku sangat malu saat itu Sana!" kesalku.
"Ayolah Mina. Aku tau kau menikmati momen itu layaknya keluarga kan? Aku mendengar semuanya dari Bibi Jung" kenapa dia hebat sekali mencari informasi?
Oh iya ada satu lagi "Jangan bilang kau juga yang mengajari Kei-chan untuk menyuruh kami kiss?" tanyaku memastikan.
"Hihihi, tapi berhasilkan?" jawabnya bangga.
"Sana..."
"Berhasil?" tanya Nayeon unnie. Oh sial, aku tamat...
"Mina apa kau mencium anak ku?" yap aku tamat.
"Tentu saja unnie. Dia bukan hanya membayar lunas ciuman Chaeyoung waktu itu, dia juga memberikannya ekstra dua" jawab Sana excited. Aku hanya bisa menarik napas panjang menerima semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet MIMOSA (MICHAENG)
FanfictionDunia tampak sangat menakutkan bagiku, menjadi pusat perhatian adalah mimpi terburuk buatku... Tapi entah mengapa aku menjadi tenang saat dia menggenggam tanganku, aku merasa mampu untuk menghadapi dunia saat berada dalam dekapannya... Namun dia yan...