"AAAAAHHH!!!"
Suara terdengar dari kejauhan.
Aku dan Chaeyoung langsung mengabaikan perdebatan kami dan segera berlari ke arah suara.
Ternyata suara itu berasal dari Masihiro, kami yang baru sampai melihat keadaannya yang sedang menangis dengan luka gores di tangannya.
"Hiks... To-tolong selamatkan Tzuyu... Hiks... Ma-maafkan aku... Hiks..." Dia tampak sangat tertekan dengan kejadian ini.
"Di-dia membawa Tzuyu... Hiks... Maafkan aku... hiks..." sambungnya masih dengan terbata-bata karena menangis.
"Kemana dia membawanya?" aku dikejutkan dengan pertanyaan itu. Bukan karena pertanyaannya, tapi karena siapa yang bertanya.
"Hiks... ke-ke arah sana Chaeyoung-ah..." Mashiro pun menjawab sambil menunjuk ke lorong antar container.
Tanpa menunggu lama Chaeyoung langsung berlari ke arah itu. Aku yang panik juga langsung mengikutinya.
Dengan kaki kecilnya dia berlari dengan sangat cepat. Aku kesulitan untuk mengimbanginya.
Aku melihat ponselku untuk memastikan sesuatu "Hahh... Chaengiee..." akhirnya aku memanggil namanya. Chaeyoung yang mendengar suaraku tiba-tiba berhenti.
"Unnie? Kau mengikutiku? Kembalilah! Ini berbahaya" aku tidak mendengarnya, aku malah berjalan mendekatinya.
Ketika dia sudah berada di depanku aku bertanya "Bukankah lebih cepat jika kita mencari berdua?" lalu berjalan mendahuluinya.
"Tapi unnie..."
"Kita sampai di persimpangan. Kau akan ke kiri, dan aku akan ke kanan. Teriaklah jika kita menemukan sesuatu" ucapku kemudian berlari kecil menjauhinya dan berbelok ke kanan.
Bukkk
Aku terjatuh stelah menabrak seseorang. Namun ternyata itu bukan hanya seseorang. Tapi dia adalah penguntit yang sedang menyeret Tzuyu.
"Unnie kau..." ucapan Chaeyoung terhenti setelah melihat apa yang berada di hadapan kami.
Penguntit itu tampak ikut panik dan langsung menarik Tzuyu, bukan hanya itu dia juga menodongkan pisau ke arah wajah Tzuyu.
"BIARKAN AKU LEWAT ATAU KU BUNUH ARTIS INI!" teriaknya.
Dia semakin maju mendekatiku. Namun kecemasanku kembali datang, kakiku tidak bisa bergerak. Ini berbahaya...
"Oh Yungjae, tunggu!" Chaeyoung tiba-tiba berdiri di depanku. Apa yang mau dia lakukan?
"Jadi kalian sudah mengetahui namaku ya? Apa Mashiro sudah menceritakan tentangku? Apa dia menceritakan semuanya? Bagaimana dia mencampakanku?" jawabnya yang bisa ku dengarkan emosi marah dari nada bicaranya.
"Tenang dulu, mari kita bicarakan baik-ba..."
"APA YANG MAU DIBICARAKAN? DIA JELAS-JELAS MENCAMPAKANKU!" teriak stalker itu.
Aku pun berdiri dan meraih tangan Chaeyoung, aku membutuhkannya. Chaeyoung yang merasa tangannya dipegang olehku hanya berbalik untuk melihatku sebentar, lalu kembali menaruh atensinya ke penguntit itu.
"Ce-ceritakanlah" kataku padanya.
"Apa maksudmu?"
"Unnie!" ucap Chaeyoung dan penguntit itu di saat yang bersamaan.
"Ka-kau pasti punya alasan untuk melakukan sejauh ini. Ceritakanlah kenapa? Kami adalah wanita, kami mungkin bisa membantumu menyelesaikan masalah. Ka-kami mungkin bisa membuat Mashiro mengerti maksudmu" jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet MIMOSA (MICHAENG)
FanfictionDunia tampak sangat menakutkan bagiku, menjadi pusat perhatian adalah mimpi terburuk buatku... Tapi entah mengapa aku menjadi tenang saat dia menggenggam tanganku, aku merasa mampu untuk menghadapi dunia saat berada dalam dekapannya... Namun dia yan...