Chapter 22

94 7 0
                                    

"Bantulah aku"

"Itu yang harus kau katakan Mitang" kata Sana yang berada di depanku.

"Kalian tahu aku tidak ingin melakukan ini kan? Kalian yang memaksa. Lagipula aku terlalu tua untuk program magang" jawabku padanya.

"Batas umurnya ada 23 sampai 29 tahun umur korea, jadi kau masih bisa Mina. Biarpun kau menolak aku akan tetap membantumu" debat Sana padaku.

"Unnie, ku rasa Mina unnie jauh lebih baik sendiri daripada dibantu olehmu" Sakura mengatakannya pada Sana.

"Iya noona, kau tahu ini tes tertulis jadi otak yang dibutuhkan" Yuta ikut masuk ke dalam pembicaraan ini.

Hari ini kami sedang melakukan perayaan, Yuta akhirnya mendapat kesempatannya untuk bisa bermain di salah satu film hollywood ternama. Kalian tahu film luar angkasa dengan pedang laser iconicnya? Iya, itu adalah film yang akan dimainkannya, dan bahkan memiliki peran yang cukup penting.

Yuta mengundang aku, Sana, Jeongyeon, Sakura, dan Momo. Aneh memang melihat semua adalah wanita, namun karena ada aku di sana Yuta sama sekali tidak bisa mengundang teman prianya. Katanya dia sudah melakukannya dengan mereka sebelumnya, dan sekarang dia ingin bersama dengan orang-orang yang berjasa dalam hidupnya. Bang Chan sedang ada di Australia, sehingga mau tidak mau hanya ada kami para wanita.

Besok adalah hari keberangkatannya, oleh sebab itu katanya dia ingin memasak untuk kami semua. Dia adalah pria yang mandiri, tapi aku sama sekali tidak pernah memakan masakannya.

"Sudah lah, kalian hanya menganggu Sana" kata Jeongyeon unnie membela Sana, dia baru saja kembali dari belakang.

"Tenang saja Sana, aku dipihakmu. Dia punya otak, aku saksinya, dia bisa menghitung jumlah piring tadi, meskipun kurang enam tapi itu cukup dekat dari yang kuminta" tentu saja Jeongyeon unnie akan seperti itu.

"Yah Yoo Jeongyeon! Sudah kubilang aku hanya salah mengingat" kata Sana yang terganggu.

"Yah jangan berkata seperti itu! Kalau kau lupa artinya benar otakmu tidak ada. Jadi cepat katakan kalau kau menghitung. Kau tahu menghitung artinya otakmu berproses bodoh" kami hanya bisa tertawa dengan tingkah keduanya.

"Kemari kau sialan" Sana unnie bangun dari duduknya kemudian terjadilah kejar-kejaran antara dua bocah.

"Dimana Momo unnie?" tanya Sakura, karena hanya rakun bodoh itu yang belum sampai.

"Sana sudah mengabarinya tadi" jawabku.

"Dia bersama dengan Kim Dahyunnya tadi, awalnya dia tidak mau datang tapi untuk kali ini makanan menang dari Kim Dahyun" jawab Sana yang sepertinya sudah selesai melakukan kejar-kejaran dengan Jeongyeon unnie.

PPuukk... sebuah bantal sofa melayang tepat mengenai wajah Sana unnie.

"Hahahhaha, kau harus lihat wajahmu" siapa lagi kalau bukan Jeongyeon unnie.

"Aku akan membunuhmu Yoo Jeongyeon" hufff, mereka berdua adalah yang tertua di sini, tapi lihatlah.

Ding dong...

"Ohh itu sepertinya Momo noona, aku akan membukannya" kata Yuta yang langsung dengan cepat menuju ke pintu depan.

"Rasakan ini Yoo Jeongyeon" Sana unnie melempar bantal tadi namun berhasil dihindari Jeongyeon unnie.

"Siapa yang kau lempar? Hahaha" sahut Jeongyeon unnie yang kembali mengejeknya.

Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku, sedangkan Sakura dia dari tadi tertawa dan bertepuk tangan. Dia sangat menikmati hiburan ini.

"Yah! Berhentilah, aku datang ke sini untuk makan, jadi ayo cepat makan!" Suara datang dari Momo yang sudah sampai di ruangan ini.

"Oh Momo unnie kau sudah sampai?" sapa Sakura.

Sweet MIMOSA (MICHAENG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang