Chapter 27 (S3)

28 19 1
                                    

Setelah tubuhku menghilang ku pikir kesadaran ku akan langsung di kembalikan tapi nyatanya tidak. Aku malah terdampar di hadapan sebuah pohon kristal besar.

Meski ku tau ini ilusi tapi ini terkesan terlalu nyata.

''tak ada apapun disini'' ucapku sambil melirik sekitarku . namun tak ada apapun selain pohon ini.

Perlahan ku coba sentuh pohon tersebut. Rasa dingin yg menyejukkan pun langsung ku rasakan.

'' sebenarnya ini apa ya" pikirku lalu mencoba mengitari pohon tersebut sampai.

!!!?... langkahku terhenti begitu melihat sosok anak kecil berambut biru muda pendek berdiri di depan sebuah nisan batu sambil memegang setangkai bunga putih

Penarasan, itu lah yg kurasakan. Perlahan aku mencoba mendekatinya namun begitu anak itu mendengar langkahku ia langsung berbalik menatapku.

Mata birunya yg bagaikan permata safir itu menatap lurus kearahku dengan Air mata yg menghiasi pipinya.

Aku tak tau kenapa tapi begitu menatap kedua mata anak tersebut dadaku langsung terasa nyeri tak tertahankan.

''anu!'' ku coba memanggilnya namun anak tersebut langsung menempelkan jari telunjuknya ke mulut guna mengisyaratkan ku untuk diam.

Setelah itu ia seperti bergumam sesuatu namun aku tak bisa mendengar apa yg ia katakan. Saat ku coba untuk melangkah lebih dekat tiba-tiba saja pandanganku mendadak kabur.ku coba mengusap-usap mataku berharap pengelihatanku bisa lebih baik dan begitu aku membuka mataku kembali mimpi aneh itu berakhir.

Aku terbangun dari koma ku(?). dan mendapati diriku berada di atas tempat tidurku

Perlahan ku lirik sekitarku memastikan keadaan namun tak ada yang aneh. Ini hanya kamarku. Tempat dimana aku menghabiskan hari-hariku yg biasa.

'' tadi itu apa ya?'' gumamku yg masih heran dengan mimpi aneh barusan

Rasanya familiyar, aku seperti mengenal anak tersebut tapi aku tak ingat siapa dia.

Padahal aku baru kembali dari kematian tapi aku langsung di sambut mimpi aneh. Hidupku penuh teka-teki ya.

'' ah! Bukan saatnya melamun!'' ucapku lalu mencoba bangkit namun aku langsung di buat terkejut begitu melihat ayah,ibu serta kakak sudah berada di sisi tempat tidurku dan kini senang tertidur pulas karena lelah menungguku

..........

''sejak kapan mereka tertidur disini?''batin ku lalu menyibak rambut ayah .dan saat aku melakukan itu aku bisa melihat jelas kantung mata ayah yg sedikit menghitam.

!?!... jangan bilang ayah jadi kurang tidur belakangan ini?.

Aku pun mencoba melihat kondisi ibu dan kakak dan mereka pun sama bahkan kakak jauh lebih parah kondisinya. Kantung Matanya benar-benar menghitam

Mereka sampai begini karena aku. Kalau saat itu aku beneran mati kira-kira mereka akan bagaimana ya?.

Saat di ether aku sama sekali tak memikirkan mereka, jujur saja saat itu pikiran ku benar-benar kosong aku hanya berharap semua ini bisa segera berakhir. Aku sama sekali tak memikirkan mereka yg menungguku kembali.

''maaf..''gumamku pelan

Aku selalu membuat mereka cemas dan juga menimbulkan masalah bagi mereka, meski begitu...

''um?...ah...'' ''!!!!? ADIK KECIL!?'' seru kakak yg tiba-tiba bangun dan langsung mengejutkan semua orang. Seketika saja ibu dan ayah pun langsung terbangun

Mereka semua pun langsung diam menatapku tanpa berkata sepatah katapun sampai...

'' eli...''

''ELISSA!!'' *GREP!... seru ibu yg langsung melompat dan memelukku erat

Elf Princess (S2 & S3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang