Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Operasi dilakukan segera setelah Gu Wei tiba di rumah sakit. Sementara Chen Yu tidak diantarkan pulang terlebih dahulu. Setelah mendengar cerita tentang kebaikan hati pasien tersebut, dia tidak ingin Gu Wei menunda lebih lama lagi waktu operasi. Bagaimanapun, pasien itu telah berjasa bagi hubungan mereka sehingga harus diutamakan.
Chen Yu berkata akan menunggu dengan tenang di ruangan Gu Wei. Dia akan bertindak patuh, tidak menciptakan masalah apa pun, hanya duduk diam di kursi pasien sembari memainkan beberapa permainan di ponsel. Dia sempat bertukar kabar dengan Xiao Sa dan Lin Yi, memberitakan bahwa dia sudah tiba di China. Sementara pesan dan panggilan dari Xiao Zhan sepenuhnya diabaikan. Dia merasa bingung bagaimana cara menjelaskan situasi yang terjadi. Lelaki manis itu mengatakan dia dan Wang Yibo sudah menunggu selama tiga jam. Begitu besar rasa bersalah meneror hati, ingin segera pulang, tetapi juga ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama sang kekasih. Alangkah lebih baik jika kedua keinginan tersebut sama-sama terkabul. Misalnya, dengan cara membawa Gu Wei pulang ke kediaman Wang. Bisakah hal itu terlaksana?
Chen Yu baru saja akan berimajinasi ketika merasakan getaran singkat pada ponsel. Netra segera bertabrakan dengan barisan huruf yang membentuk sebuah kalimat, Mama dan Papa menyiapkan makan malam spesial untukmu. Kamu harus datang, begitu pula dengan menantuku.
Menantu apa? Apakah yang mereka maksud adalah Gu Wei? Bagaimana mungkin mereka mengetahui segala hal yang terjadi hari ini? Apakah mereka keturunan dari seorang dukun? Namun, Chen Yu tidak lagi memikirkan pertanyaan di luar nalar itu. Dia lebih memilih untuk menjalankan misi dengan patuh. Dia tidak boleh membangkang keinginan orangtuanya jika tidak ingin dikutuk menjadi batu. Maka dari itu, dia tidak memiliki alasan lain untuk tidak menyanggupi.
Setelah mengirimkan balasan atas kesediaannya, Chen Yu keluar dari ruangan Gu Wei. Rasa bosan telah melanda pada jam-jam pertama operasi berlangsung. Operasi memakan waktu yang tidak sedikit, mungkin bisa berjalan selama lebih dari enam jam. Dengan demikian, Chen Yu memutuskan untuk membeli makanan di kantin rumah sakit. Sialnya, ketika baru saja kaki mencapai wilayah luar ruangan Gu Wei, dia bertemu tatap dengan seseorang yang sangat menyebalkan. Meski dia telah mengetahui posisi dari lelaki itu, tetapi tetap saja, rasa waspada tidak bisa dipadamkan dengan mudah.
"Kenapa kamu datang ke ruangan kekasihku?" intensitas suara Chen Yu semakin menebal di akhir kalimat, dia juga sengaja menekankan sekaligus menggarisbawahi kata "kekasihku" untuk melihat reaksi apa yang dikeluarkan oleh Dokter Jin.
Alis Dokter Jin bertaut ketika harus melaporkan niat kedatangannya ke ruangan Gu Wei pada seorang bocah kecil. Kemudian, keheranan bertambah, diperjelas oleh kerutan tajam yang mengisi kening ketika menyadari Chen Yu tengah menyebut Gu Wei sebagai kekasihnya.
"Kekasih?!" pekik Dokter Jin.
"Ya, kami adalah sepasang kekasih," sahut Chen Yu dengan penuh kebanggaan di hati. Sudah sejak lama dia ingin melabeli pihak lain dengan sebutan kekasih. Begitu dia memiliki kesempatan, dia benar-benar ingin mengumumkan kepada dunia bahwa mereka benar-benar sepasang kekasih.
"Kamu bercanda? Gu Wei adalah lelaki yang lurus." Dokter Jin tidak dapat mempercayai Chen Yu dengan mudah, terlebih lagi mengingat lelaki tampan itu pernah berbohong di awal pertemuan mereka. Namun, kepercayaan dengan cepat mengalir ke dalam diri Dokter Jin ketika Chen Yu menambahkan secuil informasi yang terdengar cukup akrab.
Chen Yu mengatakan, "Aku memberi Dokter Gu pilihan. Jika dia menyukaiku, dia harus menjemputku di bandara."
Dokter Jin memandang ke arah benda yang ditunjuk oleh Chen Yu. Itu adalah sebuah koper yang menandakan bahwa mereka benar-benar datang dari bandara. Beberapa hari yang lalu, dia mendengar cerita dari Gu Wei tentang perjanjian bersama Chen Yu. Begitu dia mengingat akan cerita tersebut, dia percaya jika mereka memang sepasang kekasih. Kebahagiaan yang tadi dirasakan oleh Chen Yu dan Gu Wei, kini menular pada Dokter Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
ФанфикThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...