2.93

186 37 28
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Setelah seminggu berlalu, Gu Wei menerima ajakan makan siang bersama Xiao Sa sebagai tanda permintaan maaf. Xiao Sa berbicara di telepon mengenai sikapnya yang cukup kurang ajar. Dia tidak dapat berhenti berpikir dan merasa bersalah. Oleh sebab itu, dia mengatakan akan membantu Gu Wei dalam memperbaiki hubungan bersama Chen Yu. Makan siang hari ini tidak hanya melibatkan dua lelaki pihak bawah saja, Chen Yu juga ikut, tetapi lelaki tampan itu tidak pernah diberi tahu mengenai kehadiran Gu Wei.

Bulir-bulir cairan parfum melayang di udara, menerpa tubuh lelaki manis yang tampak sangat antusias menghadiri acara makan siang. Aroma wangi melekat dalam waktu berkepanjangan, aroma yang tidak lain dan tidak bukan adalah kesukaan sang suami. Ujung bibir Gu Wei selalu melengkung ke atas ketika dia menata rambut menjadi serapi mungkin. Pandangan mengarah pada kotak rias yang dipinjami oleh Xiao Sa. Dia tidak pernah menyentuh peralatan seperti itu sebelumnya. Entah kenapa saat ini hatinya tergerak untuk mengubah penampilan menjadi lebih baik. Siapa tahu Chen Yu akan mudah terpikat dan permasalahan akan mudah dibicarakan. Jujur saja, Gu Wei tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup sehingga dia tidak menambahkan riasan lain selain bedak tipis-tipis dan pelembab bibir.

Gu Wei memandang dirinya yang terpantul pada cermin. Dia melihat betapa segar wajahnya saat ini berkat riasan dari Xiao Sa. Seandainya dia tidak menggunakan itu, akan ada lingkaran hitam mengerikan yang menggantung di bawah mata. Tolong ingatkan dia untuk berterima kasih kepada Xiao Sa nanti.

Jantung Gu Wei berdetak dengan sangat kencang di sepanjang perjalanan. Perasaan berbunga yang sama seperti di hari pertama mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih membasahi hati. Karena terlalu bersemangat, tangan lelaki manis itu berkeringat, membuat buket bunga yang ada di genggamannya menjadi agak lusuh. Dia tidak rela jika bunga tersebut hancur sehingga mengubah posisi menjadi di dalam dekapan. Berkali-kali Gu Wei mencium semerbak bau yang menguar, berkali-kali pula sudut bibir melengkung ke atas. Dia tidak sabar menjemput perdamaian dengan Chen Yu. Yang ada dalam pikiran Gu Wei hanyalah reaksi baik yang akan diterima, tanpa mempertimbangkan reaksi buruk yang kemungkinan akan diterima.

Mata Gu Wei mengitari seluruh ruangan yang tampak begitu ramai demi menemukan sosok mungil yang tenggelam dalam mantel hitam tebal. Sosok tersebut tampak cemberut dengan kedua tangan bertumpu pada meja. Dia diam-diam membuat tebakan yang masuk akal, mungkin kebosanan melanda dalam waktu yang cukup lama. Bagaimana tidak? Dia datang lebih lambat satu jam dari waktu yang dijanjikan. Gu Wei melambaikan tangan dari kejauhan ketika mata mereka bertemu sapa. Secara bersamaan, senyum lebar menghiasi bibir mereka. Gu Wei cepat-cepat mendekat. Dia mendekap lembut tubuh Xiao Sa dan memberikan sedikit godaan.

"Hitam? Bukankah kamu maniak merah?" Yang dimaksud oleh Gu Wei adalah mantel Xiao Sa. Selama mengenal lelaki manis itu, dia tidak pernah menemuinya lepas dari pakaian berwarna merah. Mau itu baju formal maupun baju tidur, semuanya berwarna merah, bahkan Gu Wei yakin jika celana dalam Xiao Sa juga berwarna merah.

Xiao Sa memandangi sejenak mantelnya yang memiliki ukuran sangat besar. Dia menggerakkan lengan selama beberapa saat, tampak seperti dia tidak memiliki lengan karena mantel tersebut terlalu besar, bahkan dia juga terlihat tidak memiliki leher. Meski demikian, dia merasa sangat nyaman. Salah satu tangannya naik ke bagian dada untuk memberikan belaian pada mantel, dia juga menenggelamkan wajah dalam mantel tersebut untuk menghirup aroma segar pepohonan yang selama ini menjadi kesukaannya. Kemudian, secara malu-malu berbisik, "Ini milik suamiku .... Ini membuatku merasa dekat dengannya."

"Kamu sudah tidak sebal lagi kepada Ye Mi?" Pengabaian Xiao Sa terhadap Ye Mi merupakan makanan sehari-hari bagi orang sekitar. Berkali-kali Xiao Sa mengatakan dia tidak ingin melihat wajah Ye Mi, bahkan cukup sering mengutarakan keinginan untuk berpisah rumah. Namun, ada apa dengan kejadian saat ini? Kenapa berbanding terbalik daripada biasanya? Gu Wei menjadi sangat bingung.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang