Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Usai menyaksikan acara wisuda, keluarga Wang tidak segera pulang. Mereka singgah terlebih dahulu ke beberapa tempat tanpa beristirahat atau sekedar berganti pakaian. Antusiasme memenuhi jiwa mereka, terutama Wang Yibo dan Xiao Zhan yang tampak tidak pernah disinggahi rasa lelah. Lin Yi tidak banyak bereaksi, mengikuti arus pijakan dengan patuh. Sementara Xiao Sa sedikit banyak mengeluh akibat berkali-kali ajakan pulangnya tidak disetujui. Dia ingin berganti pakaian untuk sejenak sebab merasa sayang jika jas mahal yang diberikan oleh sang ibu berakhir rusak. Sebenarnya tidak perlu menunggu sampai rusak, lusuh akibat tidak sengaja diduduki saja sudah mampu memperkeruh suasana hati Xiao Sa.
Sang pelaku yang tidak sengaja melakukan kejahatan kecil itu berkali-kali mendapatkan pukulan; pukulan fisik maupun batin. Xiao Sa akan segera merutuki segala kebodohan Lin Yi yang sangat ceroboh dalam bergerak. Sudah terhitung lima kali dia tidak sengaja menodai kesucian jas Xiao Sa. Dia baru saja akan menerima pukulan yang lebih keras lagi ketika Xiao Zhan berbaik hati menengahi suasana kacau di antara dua bocah kekanakan itu.
Tangan Xiao Sa yang terayun di udara segera di tangkap oleh Xiao Zhan. Bersamaan dengan itu, bibir ranum terbuka untuk menyuarakan rayuan yang belum tentu datang dua kali dalam hidup, "Tidak perlu terlalu berhati-hati. Mama akan membelikan jas yang lain untukmu."
Dengan demikian, binar terang menyinari mata Xiao Sa seperti lampu disko. Secepat kilat, dia merapatkan tubuh mereka. Mendekap kuat sembari tiada henti melayangkan tatapan penuh harap akan kesungguhan dari perkataan sang ibu, "Benarkah? Mama akan membelikan jas yang mahal lagi?"
Xiao Sa mengusapkan kepala di lengan Xiao Zhan, bertindak seperti kucing patuh yang sangat ingin mendapatkan belaian manja dari sang pemilik. Sementara Xiao Zhan yang mengerti pun segera memberikan respon yang ingin dilihat anaknya. Membelai lembut surai hitam lelaki manis itu sembari menganggukkan kepala penuh kemantapan. "Mn."
"Mama, aku mencintaimu!" seru Xiao Sa girang, tidak lupa untuk mengecup pipi kanan dan kiri milik Xiao Zhan yang terasa sangat halus di usia yang tidak muda lagi.
Tidak perlu heran lagi, selama seseorang memiliki suami yang kaya raya, hal apa pun akan disokong dengan baik. Nutrisi jelas terpenuhi, kebugaran pun didapat secara mudah, penuaan dini tidak pernah menyentuh garis wajah. Pada usia 50 tahun, mereka akan tetap tampak seperti remaja yang baru lepas dari seragam sekolah. Hal itu juga akan berlaku pada diri Xiao Sa jika dia berhasil menikah dengan Ye Mi. Mungkin ketika menginjak usia 100 tahun, dia akan semakin mengkilat seperti bayi yang baru menyapa dunia.
Hehe … aku jadi ingin cepat-cepat menikah, batin Xiao Sa berteriak tajam. Dia tidak sabar menikmati aroma uang di sekitar, mandi dengan air berlapis emas, makan makanan yang mengandung emas, memakai baju yang terbuat dari lembaran uang, juga tidak sabar untuk melahirkan bibit emas dari sperma Ye Mi yang terasa sangat lezat.
Sudah dipastikan bahwa akan ada tatapan-tatapan memuja dari setiap orang yang berjumpa dengan keluarga kecil mereka. Benar-benar sangat mengagumkan! Haruskah Xiao Sa memperkosa Ye Mi sekali lagi?
Tidak! Xiao Sa tidak boleh gegabah. Meski kedok agresif sudah terbongkar, dia tetap mempertahankan topeng penuh kepolosan dan kelembutan. Dia hanya bertingkah manja sepanjang waktu. Dia tidak akan mengambil inisiatif, membiarkan Ye Mi mendominasi hubungan sesuka hati. Bukankah orang-orang dengan jiwa keras mencintai pasangan yang patuh? Benar, Xiao Sa telah mengetahui hal tersebut melalui ratusan novel mafia yang telah dia baca dari segala penjuru dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...