2.87

228 39 29
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

"Mama! Mama!"

Xiao Zhan diserang rasa kejut mematikan kala mendengarkan suara berat yang meneriaki namanya. Saat itu, dia sedang tidur siang. Energi tubuh yang agak berkurang harus segera diistirahatkan agar tidak sakit. Wajah manisnya sangat pucat, tetapi senyum lebar yang ditebarkan mampu menutupi segala yang terjadi. Secara implisit, Xiao Zhan memaksa Chen Yu untuk menjelaskan penyebab dari kehadiran yang cukup menggebu-gebu.

Lelaki tampan itu melompat di atas ranjang hingga menghasilkan gelombang yang cukup besar. Tubuh kurus Xiao Zhan hampir melayang akibat tekanan yang diberikan oleh Chen Yu. Beruntung sang anak secepat kilat meraih tubuhnya, mendekap dengan sangat erat hingga rasa sesak dengan mudah didapat. Dia tidak tahu apa yang membuat jiwa lelaki tampan itu sangat bersemangat. Yang jelas, ini merupakan kali pertama bagi Xiao Zhan menjumpai kegembiraan yang begitu dalam pada diri Chen Yu.

Perlahan, tangan Xiao Zhan meraba puncak kepala Chen Yu, sebelum mulai mengalirkan kelembutan pada nada bicaranya. "Apa yang terjadi?"

Sebelum membuka suara, Chen Yu mengecup kuat pipi Xiao Zhan hingga berhasil mencetak tanda kemerahan yang cukup mencolok pada pipi sang ibu. Dia terkekeh kala mendapati hal tersebut, sekaligus membayangkan kemarahan hebat pada diri Wang Yibo jika melihatnya nanti. Beberapa menit ke depan, dia pun mulai membagi seluruh cerita kepada Xiao Zhan yang segera ikut tertular kegembiraan.

Melihat senyum lebar yang mengambang di wajah Xiao Zhan, Chen Yu ingin mendengar lebih jauh seberapa besar kebahagiaan yang juga mendekam di hati lelaki manis itu. "Apakah Mama senang akan memiliki dua menantu sekaligus?"

Tanpa ragu, Xiao Zhan mengangguk kuat hingga tampak seperti kepalanya nyaris terlepas. Daripada Chen Yu, dialah yang jauh lebih bersemangat. Jujur saja, sudah lama dia ingin membawa Gu Wei masuk ke dalam keluarga Wang. Itu terjadi ketika pertama kali mereka melakukan panggilan video. Dia tidak peduli jika pada saat itu Chen Yu masih baru memasuki akademi kepolisian, dalam artian anaknya masih berusia 18 tahun. Dia benar-benar ingin menikahkan mereka. Namun, Wang Yibo selalu mencegah sebab tidak ingin Xiao Zhan memaksakan kehendak. Biarkan anak-anak saja yang menentukan kapan mereka akan membangun rumah tangga bersama sang terkasih. Siapa sangka penantian tersebut berakhir pada hari ini.

Xiao Zhan yang dirundung kegembiraan pun mulai mengalungkan tangan erat-erat di leher Chen Yu sembari tiada henti menyerukan, "Anakku yang terbaik." Dia juga menghujani wajah lelaki tampan itu dengan kecupan yang tiada akhir. Dia melakukan aksi mengecup tidak lain karena kebahagiaan yang meledakkan seluruh lapisan hati. Di lain sisi, ada pemikiran di mana dia tidak akan berkesempatan untuk melakukan hal seperti itu lagi setelah anak-anaknya sudah membangun rumah tangga masing-masing.

Sialnya, kejadian itu bertepatan dengan Wang Yibo yang membuka pintu kamar secara tiba-tiba. Asap hitam mengepul pekat di sekujur tubuh, kemarahan hebat tercipta di setiap aliran darah yang kemudian mengalir dan berkumpul pada satu titik di ubun-ubun. Dia tidak bisa lebih marah daripada saat ini. Suaranya terdengar mengerikan ketika menginterupsi segala aksi saling bertukar kecupan yang dilakukan oleh Xiao Zhan dan Chen Yu. "Apa yang kalian lakukan?!"

Wang Yibo mendekat hanya untuk mendapati beberapa lingkaran kemerahan yang tercetak jelas di pipi Xiao Zhan. Kemarahan semakin menjadi-jadi, sangat tidak tahan untuk melampiaskan. Dia memukul punggung Chen Yu dengan penuh penekanan. Dengan satu kali tarikan, sang anak berhasil dijatuhkan dari atas ranjang. Cepat-cepat dia mengamankan tubuh Xiao Zhan dari jangkauan Chen Yu. Ditatapnya lamat-lamat wajah sang istri yang tampak menyebalkan ketika disinggahi kemerahan yang bukan berasal dari dirinya.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang