Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Perasaan gemas yang semakin berkembang pada diri Ye Mi benar-benar sulit ditolak. Dia memandangi Xiao Sa yang tampak seperti tupai sedang meringkuk dengan tatapan intens. Tidak ada yang tahu sesuatu aneh apa yang terlintas di mata lelaki tampan itu. Yang jelas, kaki yang melangkah tanpa sadar mampu memberi sedikit pemahaman akan suasana hatinya. Akal sehat seakan-akan terbelenggu, lagi-lagi dia tidak sadar ketika membawa tangan menuju surai hitam pihak lain. Beruntung kesadaran kembali pada waktu yang tepat, tangan kekar mengambang di udara, dia berusaha keras menahan hasrat agar tidak menyentuh Xiao Sa.
Rupanya, lelaki manis yang sesaat lalu tengah asyik mencurahkan kekesalan tidak sengaja tertidur. Energi yang menipis karena sakit semakin terkuras habis setelah melampiaskan emosi negatif, membuat tubuh menjadi lemas seiring rasa kantuk didapat. Hal tersebut membuat mata Xiao Sa dengan cepat tertutup, kemudian diikuti oleh dengkuran halus yang mengudara.
Ye Mi diam-diam mencuri kesempatan untuk membelai halus surai Xiao Sa. Tidak memberikan banyak sentuhan sehingga tidak mengganggu tidur pihak lain. Begitu besar keinginan untuk melakukan aksi lebih-lebih, tetapi dia tidak ingin berubah menjadi bajingan tua yang suka sekali mengambil keuntungan. Dengan demikian, dia mengurungkan niat busuk dan mulai fokus pada aktivitas baru, yaitu meninggalkan ruang rawat Xiao Sa. Mulanya, dia ingin mengurus beberapa pekerjaan yang sempat tertunda. Entah kenapa dia justru melangkahkan kaki menuju ke area merokok untuk menjernihkan pikiran yang dipenuhi dengan kebodohan akibat rasa cinta.
Ye Mi tidak ingin menjadi pribadi yang mudah dibodohi. Oleh sebab itu, sebisa mungkin dia berusaha untuk menjauhi kata cinta. Namun, hati tidak kuasa melakukan tindakan yang diinginkan kala melihat sang pujaan hati bersama dengan lelaki lain beberapa hari yang lalu. Perasaan tidak rela Xiao Sa dimiliki oleh orang lain berbekas di hati Ye Mi dan tidak mudah untuk dihapus. Pada akhirnya, dia memilih untuk mengesampingkan pemikiran yang menginginkan tetap sendiri di sisa hidup. Dia benar-benar tidak mampu lepas dari pesona Xiao Sa. Salahkan saja lelaki manis itu yang telah melancarkan godaan secara tidak langsung.
Sekarang, ketika Ye Mi telah memutuskan untuk mengakui cintanya, dia benar-benar tidak akan melepaskan pihak lain lagi. Dia telah mempersiapkan sangkar indah untuk memenjarakan hasil tangkapan yang sangat berharga.
Ye Mi sangat tidak suka menghabiskan waktu dengan banyak orang di sekitarnya. Dia bisa saja merokok di dalam ruang rawat Xiao Sa, lagi pula lelaki manis itu sudah pasti akan menyetujui segala tindakan yang dia lakukan. Namun, untuk saat ini tidak ada hal yang lebih penting dari kesehatan Xiao Sa. Meski dia adalah orang yang dingin dan berhati keras, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam dia memiliki harapan besar untuk kesembuhan orang yang dicintai.
Postur tubuh tegap bersandar pada dinding di sudut ruangan. Terdapat dinding kaca di samping kanan Ye Mi yang mempertontonkan langsung lalu-lalang kendaraan di jalanan. Mata tidak bisa lepas dari pemandangan itu seakan-akan terdapat sesuatu istimewa di sana. Meski demikian, tangan bergerak aktif merogoh bungkus rokok dengan mengandalkan indra peraba. Rokok itu memiliki penampilan beda dari pada yang lain. Ada ukiran yang membentuk sebuah awan dan tulisan yang tidak dapat dimengerti oleh orang-orang yang ada di dalam area merokok. Perbedaan tersebut sangat menonjol dan berhasil menarik atensi semua orang. Tidak sedikit dari mereka yang membuat persepsi di kepala tentang sosok misterius yang baru pertama kali ditemui.
Asap rokok menyebar di udara sesaat setelah terbakar oleh pematik. Ekspresi Ye Mi berangsur-angsur pulih, tampak begitu tenang. Sebagai pecandu rokok, dia merasa tidak bisa hidup jauh-jauh dari benda yang telah memberikan pengaruh besar bagi ketenangan jiwa. Masalah apa pun dapat dilupakan sejenak ketika bibir menyentuh ujung rokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
Fiksi PenggemarThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...