Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Ye Mi merasa takjub dengan suasana hati pihak lain yang mudah berubah-ubah. Dia tidak tahu apa yang ada di pikiran Xiao Sa, yang jelas saat ini dia benar-benar ingin mengambil pisau kesayangannya, kemudian digunakan untuk membedah kepala lelaki manis itu, dan mengobrak-abrik seluruh isi pikiran sehingga segala tindakan dapat dimengerti dengan mudah.
Sementara Paman Ji yang merasakan atmosfer di sekitar mulai berbeda, dia memandang Ye Mi dengan tatapan yang menyiratkan pertanyaan, Jadi, haruskah aku mendapatkan satu atau dua kamar?
Tanpa sepengetahuan Xiao Sa, Ye Mi mengacungkan satu jari sembari membuat gerakan mengibaskan tangan agar Paman Ji cepat-cepat meninggalkan mereka. Sepeninggal lelaki paruh baya itu, Ye Mi mulai berfokus pada Xiao Sa yang masih bertahan pada kebisuan mematikan. Lelaki manis itu tampak sangat abai dan tidak memiliki sedikit pun minat untuk berbicara, seakan-akan tengah menanti sangkalan yang tidak kunjung datang. Semua gerak-gerik terlihat jelas, bahkan mata kecoklatan yang sedang melirik secara hati-hati tidak pernah luput dari jangkauan pandang Ye Mi. Namun, dia tidak juga memberikan apa yang Xiao Sa inginkan. Membuat ketidakpuasan melanda dalam jangka waktu yang panjang pada diri lelaki manis itu.
Sampai mereka sudah berada di dalam kamar pun Xiao Sa masih dipenuhi oleh aura pengabaian tak tertandingi. Begitu besar keinginan untuk melarikan diri, tetapi dia tidak kuasa melakukannya. Dia tidak boleh bertindak gegabah sebab berada di kota orang yang tidak pernah dia singgahi sebelumnya. Sebagai opsi lain, setiap kali Ye Mi mendekat, Xiao Sa akan mengambil jarak setidaknya tiga meter. Ketika Ye Mi menghampiri di sofa, dia akan secara otomatis pindah ke tepi ranjang. Ketika lelaki tampan itu lagi-lagi menghampiri, dia beralih ke area balkon.
Beruntung pemandangan di sana tampak sangat indah sehingga dapat mengalihkan sedikit kepedihan di hati Xiao Sa. Tempat itu menghadap langsung ke arah pantai. Gelombang air laut menghantam batu karang yang tersebar di pesisir pantai, memercikkan bulir-bulir air yang sangat menawan. Senyuman tipis menggantung pada bibir ranum seiring mata dimanjakan oleh pemandangan indah. Bagian pipi juga tidak mau kalah, menebarkan rona merah di sepanjang permukaan wajah. Dia tersipu sendiri kala memikirkan kamar hotel itu sangat cocok dijadikan tempat berbulan madu. Pikiran segera melayang jauh menembus masa depan di mana dia benar-benar sedang melakukan bulan madu bersama Ye Mi. Namun, tidak berlangsung lama ketika mengingat kembali penyebab masalah yang baru saja terjadi.
Ye Mi sudah menikah, tidak sepantasnya dia berimajinasi tentang kegiatan bulan madu bersama suami orang.
Perlahan tetapi pasti, kepala Xiao Sa tertunduk dalam-dalam seiring air kembali menetes dari sudut matanya. Entah kenapa dia menjadi sangat cengeng jika berhadapan dengan cinta. Dia tidak sedang bersandiwara, jika sebelumnya dia hanya berpura-pura menangis untuk menarik perhatian pihak lain, kini tidak ada lagi niatan seperti itu. Dia benar-benar merasakan kesedihan yang mendalam. Ini adalah kali pertama Xiao Sa merasakan cinta, tetapi kenapa kisah cinta yang didapatkan cukup tragis? Kenapa pula dia harus menyukai suami orang?
Pada dasarnya, perasaan cinta pada setiap orang tidak dapat ditahan. Hanya saja kesialan mempertemukannya dengan orang yang tidak tepat.
Ekor mata Xiao Sa tidak sengaja menangkap kedua tangan yang mengunci di samping kanan dan kirinya. Dia menatap tangan itu secara bergantian sebelum mulai merasakan sesuatu keras yang menempel pada bagian punggung. Seolah otak terkena virus kebodohan, dia tidak dapat memikirkan apa pun yang sedang terjadi. Otaknya baru bekerja ketika merasakan semburan napas hangat milik pihak lain di daun telinganya. Dia membawa tatapan ke samping dan segera bertemu tatap dengan manik hitam kelam yang memiliki aura mematikan. Debaran jantung tidak dapat diredam, tindakan tersebut sangat tiba-tiba sehingga membuatnya tidak dapat berkutik selama beberapa detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...