2.68 🔞

427 44 26
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Sebanyak tiga pegawai yang mengantar wine berakhir dengan lari terbirit-birit setelah mendapatkan tatapan membunuh dari Ye Mi. Lelaki tampan itu benar-benar membenci siapa saja yang tidak tahu waktu. Suasana panas yang tercipta telah berkurang, untuk melanjutkan kegiatan yang lebih dalam harus merakit ulang suasana yang tepat. Kini, setengah dari nafsunya telah padam, digantikan oleh kekesalan tiada tara. Dia ingin menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitar. Namun, keinginan tersebut dibuang jauh-jauh kala melihat betapa elok sang kekasih yang masih setia pada posisi menggoda.

Tubuh yang tidak tertutupi kain mana pun, tangan menjadi bantal, sementara kedua kaki agak terbuka hingga menampilkan lubang berkerut yang sangat muda. Terlihat jelas bahwa lubang itu tidak pernah tersentuh. Ye Mi membayangkan bagaimana jika cairan wine membalur tubuh Xiao Sa. Pasti rasanya akan berkali-kali lipat lebih manis.

Ye Mi tidak tahan lagi. Segera setelah tutup botol terbuka, dia menumpahkan wine di atas tubuh Xiao Sa secara merata.

Menerima rasa dingin sedemikian rupa,
Xiao Sa menggeliat di tempat, seluruh tubuh menekuk demi menghindari serangan rasa dingin lebih lanjut. Namun, segala jenis pergerakan diblokir oleh tangan kekar Ye Mi. Dia sama sekali tidak mengizinkan Xiao Sa menghindari, justru semakin gencar menuangkan wine hingga ke botol-botol berikutnya.

"Ahh ... Tuan. Aku ingin minum wine, bukan mandi wine." Xiao Sa memberenggut kesal, bibir ranum maju beberapa centi ke depan. Dia menatap kepada Ye Mi penuh keluhan. Hanya itulah yang dapat dia lakukan sebab sang kekasih sama sekali tidak ingin menurutinya.

Sementara Ye Mi baru saja berhenti ketika cairan wine tidak lagi menetes. Mendudukkan diri di tepi ranjang, tangan bergerilya menyentuh semua titik di tubuh Xiao Sa. Setiap gerakan terasa begitu penuh tekanan. Dia menggertakkan gigi kala tak sanggup menahan godaan di depan mata. Xiao Sa pun mulai memanfaatkan kesempatan yang ada. Keberanian melonjak tajam seiring dia melompat ke pangkuan Ye Mi. Dia ingat bahwa lelaki tampan itu sangat membenci kotor. Sedikit saja noda memercik pada pakaiannya maka dapat dipastikan riwayat sang pelaku akan tamat. Alih-alih takut, Xiao Sa sangat penasaran dengan hukuman apa yang menanti.

Senyum licik menyinari wajah yang dilapisi oleh cairan wine. Tangan yang semula menggantung di leher Ye Mi, kini bergerak ke depan bibir tebal. Dia menusukkan jari telunjuk ke dalam mulut lelaki tampan itu, mengoyak seluruh isi di dalam hingga menjepit lidah panas dan berusaha mengeluarkannya. "Julurkan lidahmu," perintah Xiao Sa, meniru nada bicara Ye Mi yang begitu dingin dan dalam.

Pada dasarnya, Ye Mi tidak suka didominasi sehingga dia tetap bergeming pada keadaan semula. Dia hanya menatap Xiao Sa dengan tatapan yang sulit terbaca. Meski demikian, pandangan yang selalu fokus ke arah lelaki manis itu memberikan makna tersendiri bahwa hatinya sedikit banyak merasa penasaran akan kelanjutan dari aktivitas mereka.

Panas yang menjulur ke seluruh tubuh membuat Ye Mi tidak dapat menahan segalanya. Dia merasa sesak hingga harus melonggarkan dasi yang dikenakan. Kedua kancing kemeja teratas berakhir terjun di lantai. Meski demikian, tidak ada niatan untuk menanggalkan pakaian. Entah kenapa dia tidak suka telanjang. Meski Xiao Sa telah berkali-kali berusaha menarik pakaiannya, dia sangat pandai menghindar. Pada percobaan yang ketiga kalinya, Ye Mi segera menjauh. Dia berdiri dan berjalan ke arah meja kecil di dekat jendela untuk menuangkan dua gelas wine. Selama kegiatan itu berlangsung, manik mata fokus memandang kejauhan di luar jendela. Lampu kota yang satu demi satu menyala menjadi pemandangan yang cukup menarik. Mengingatkan Ye Mi pada sebuah pematik. Dengan demikian, keinginan untuk merokok melekat cukup kuat di jiwanya.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang