2.02 🔞

1.4K 84 182
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Dengan mengandalkan cahaya redup bulan dari balik jendela, sepasang manusia tampak sedang berlomba-lomba menghantarkan rasa hangat di malam yang dingin itu. Wang Yibo menjadi satu-satunya yang mendominasi. Meski keadaan sekitar sangat minim pencahayaan, dia dengan mudah mengetahui letak titik sensitif yang akan digunakan untuk mendapatkan alunan suara erotis dari sang istri. Mengingat seberapa sering mereka melakukan kegiatan panas, kelihaian Wang Yibo tidak perlu diragukan lagi.

Serangan kecupan semakin dilancarkan ketika mendapatkan sambutan hangat dari sang korban. Kedua bibir yang sedang bermain nakal, saling memberikan godaan ringan satu sama lain dan berujung melakukan tahapan yang lebih dalam. Di antara Wang Yibo dan Xiao Zhan tidak ada satu pun yang ingin mengalah. Keduanya sama-sama ingin mendominasi hingga sang dominan sesungguhnya merasa tidak terima, lebih mendominasi secara tajam. Pada akhirnya, Xiao Zhan kewalahan dan memutuskan untuk menyerah.

Ketika nafas semakin berat dan terburu-buru, pagutan dilepas dengan lembut. Wang Yibo memberikan jeda untuk Xiao mengambil nafas sebelum mulai menyerang kembali bibir ranum itu. Dia tersenyum hangat kepada sang terkasih, tangan dibawa untuk melepaskan satu per satu kain yang menjadi penghalang tubuh mereka. Di sela-sela tindakan itu, Wang Yibo bertanya, "Ingin permainan seperti apa?"

"Tidak biasanya kamu bertanya," Xiao Zhan tidak betah menganggur lebih lama, sehingga memutuskan untuk membantu Wang Yibo melucuti pakaian mereka agar permainan dapat segera dimulai, "seperti biasa. Lakukan dengan sangat lembut dan jika kamu bosan, maka lakukan dengan kasar."

Di akhir kalimat, Xiao Zhan memberikan senyuman nakal sembari menggigit sensual bibirnya sendiri, membuat gigi kelinci muncul dari persembunyian. Tindakan itu berperan aktif membangkitkan gairah Wang Yibo sepenuhnya. Mengingat mereka sudah berada di dalam kamar, tidak perlu lagi untuk menahan gairah. Wang Yibo akan menunjukkan kepada Xiao Zhan seberapa banyak gairah yang sudah ditahan sejak mereka berada di rumah makan dan berniat meminta pertanggungjawaban.

Malam ini mereka benar-benar harus bercinta sebanyak tiga belas ronde. Tidak boleh kurang, jika lebih tidak masalah. Berdoa saja Xiao Zhan tidak menghitungnya, Wang Yibo akan memberikan bonus ronde berkali-kali lipat dengan senang hati.

Kembali fokus kepada kegiatan yang sempat terjeda, Wang Yibo tiada henti mencium Xiao Zhan. Mulai dari kening, hidung dan berakhir pada bibir ranum yang tampak begitu menggoda. Di sepanjang acara mencium, Wang Yibo tidak lupa mengungkapkan bentuk kasih sayang melalui kata-kata, "Aku mencintaimu."

Ada ketidakpuasan ketika sapuan pada bibirnya terasa begitu lembut dan hati-hati, Xiao Zhan merasa bosan hanya dengan pergerakan seperti itu. Dia membutuhkan sesuatu yang lebih liar yang dapat memicu nafsu semakin berkembang di setiap aliran darahnya. Sehingga dorongan hati memaksanya untuk menarik tengkuk Wang Yibo semakin mendekat dan mulai mencium dengan penuh agresif. Menikmati ciuman dari sang istri yang begitu menuntut, Wang Yibo dengan mudah dapat memahami bahwa istrinya itu tidak bisa puas hanya dengan perlakuan lembut. Sama seperti biasanya, pada akhirnya Wang Yibo segera memimpin pagutan agresif itu. Lumatan hingga hisapan telah dilancarkan, permainan lidah pun tidak pernah dilupakan.

Membawa lidah Xiao Zhan untuk bergelut mesra, berakhir dengan menggigit kuat lidah tersebut dan berhasil membuat sang empunya mengerang sakit sekaligus nikmat. "Mnhh, ahh … Wang Yi …."

Setelah mendapatkan kepuasan hati dan ingin melakukan tahapan lebih lanjut, Wang Yibo dengan cepat memberikan jilatan sensual mulai dari dagu Xiao Zhan hingga leher. Berhenti tepat pada ceruk leher, tidak lupa juga mengatakan mantra andalannya sebelum mulai menyibukkan diri dengan menghisap guna memperoleh warna merah yang kontras pada satu titik di leher seputih susu itu, "Milikku."

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang