2.20 🔞

864 57 57
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Tubuh Xiao Zhan direngkuh erat oleh selimut. Pertahanan sama sekali tidak mengendur sekalipun suara sang suami membelai sisi telinga, suara parau yang selama ini selalu berhasil membuat nafsu melonjak tajam. Namun, sekarang dia tidak ingin terjerat, ingin menyelamatkan pantat yang masih berdenyut nyeri. Sementara Wang Yibo juga tidak ingin menyerah. Dia selalu sabar membujuk Xiao Zhan hingga lelaki manis itu mau keluar dari persembunyian. Ketika usaha yang sering dipakai tidak lagi bekerja, dia memutar otak dan segera mengubah taktik. Membelai punggung bergetar di bawah selimut, dia mengetahui tipuan sang istri yang berpura-pura menangis agar diberi kelonggaran.

Dengan berbekalkan insting, Wang Yibo mendekatkan wajah ke tempat di mana kemungkinan telinga Xiao Zhan berada. Kemudian, membisikkan sesuatu yang cukup berhasil membuat lelaki manis itu menyembulkan kepala dengan takut-takut, "Aku memiliki mainan baru."

Xiao Zhan tidak bisa untuk tetap tenang. Jiwa penasaran meronta-ronta untuk segera mencari tahu. Dia membuka selimut hingga sebatas hidung, hanya mempertontonkan netra yang dipenuhi tanda tanya berkedip lucu. Wang Yibo menjadi gemas dibuatnya. Dia pun segera mengeluarkan dua benda kecil dari saku celana. Dalam pandangan Xiao Zhan, benda itu tampak seperti gelang dan juga seperti cincin. Entahlah dia tidak tahu dengan pasti jenis benda tersebut, yang jelas ada sesuatu kecil yang menggelitik di hati dan mengaktifkan rasa ketertarikan.

Wang Yibo mengambil kesempatan dengan sebaik mungkin. Menepuk bagian pahanya sendiri sembari mengibaskan tangan, tampak seperti sedang memanggil seekor kucing, "Kemari."

Xiao Zhan yang pada saat itu menjelma sebagai kucing pun bertindak patuh. Merangkak ke atas pangkuan Wang Yibo, tangan melingkar di leher lelaki tampan itu. Mereka saling menatap dalam beberapa saat. Wang Yibo dapat melihat dengan jelas ekspresi yang terukir di wajah sang istri, antara keingintahuan dan kekesalan. Xiao Zhan merasa kesal ketika lagi-lagi dikalahkan dengan mudah oleh nafsu. Terutama jika itu berhubungan dengan mainan yang Wang Yibo bawa akhir-akhir ini. Mainan yang tampak mengerikan, tetapi juga menggairahkan. Membuat tubuhnya bergetar hebat mendambakan rasa sakit penuh kenikmatan.

Tangan Wang Yibo bergerak aktif melepas kemeja Xiao Zhan secara perlahan-lahan. Memberikan sentuhan-sentuhan erotis untuk memicu nafsu semakin berkembang pada diri mereka. Dia sengaja membuka setengah dari kancing kemeja, menyisakan bagian perut yang masih tertutup. Menyibak kemeja bagian atas, Wang Yibo tiada henti menghantarkan tatapan memuja pada bahu polos yang terekspos. Warna putih pucat tampak sangat menggiurkan, bibir Wang Yibo merasa tergoda untuk memberikan sentuhan warna merah yang memabukkan. Namun, sekeras mungkin ditahan sebab itu akan dilakukan pada urutan yang kesekian. Untuk saat ini dia lebih diwajibkan untuk memperkenalkan mainan baru, jika tidak ingin bayi kelincinya marah.

Tatapan Wang Yibo beralih ke arah dua tonjolan kecil yang selalu setia menempel di dada, berwarna merah kecoklatan, tampak seperti puting itu memproduksi susu rasa coklat. Lagi-lagi, nafsu memanipulasi pikiran untuk segera melahapnya. Ibu jari Wang Yibo membelai salah satu puting, mempermainkan sedemikian rupa hingga sang pemilik merasakan geli kenikmatan.

"Eunghh …." Xiao Zhan menggigil, bagaimanapun itu adalah salah satu dari sekian banyak area sensitif di tubuhnya. Tangan yang melingkar erat di leher Wang Yibo pun mulai terlepas, beralih profesi menjadi penutup mulut. Menggigit bibir sendiri di kala tidak sanggup lagi menahan kenikmatan yang tersalur melalui lumatan. Wang Yibo tanpa memberi aba-aba terlebih dahulu melumat putingnya dengan ganas. Mengisap sebelum lidah bergerak mengitari puting dan berakhir dengan gigitan kecil-kecil.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang