Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Mulai dari malam itu sampai matahari telah merayap ke permukaan langit, pemandangan di mana lelaki manis dengan punggung bergetar tiada henti memeriahkan isi kamar hotel. Isak tangis lembut yang mengudara pun menjadi musik latar belakang terbaik. Tubuhnya masih telanjang, hanya ditutupi oleh selimut tipis yang tidak mampu menyembunyikan getaran yang semakin merajalela. Perasaan takut akan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi membuat Xiao Sa tenggelam pada kesedihan yang begitu dalam.
Sementara pihak lain yang terlibat sedang sibuk menyembunyikan diri di balkon dengan ditemani puluhan puntung rokok di sampingnya. Ye Mi menatap kosong pada langit yang berawan cerah, tetapi tidak dapat menularkan keceriaan di hati. Suasana hati begitu mendung, seakan-akan akal sehat tidak dapat diselamatkan. Ketika rokok terakhir telah habis terbakar, dia mengeluarkan bungkus rokok yang ketiga dan mulai meraih satu rokok lagi. Membakar ujung sebelum mengisap dengan sekuat tenaga, cincin-cincin asap tersebar di udara. Selama dia tidak berhasil menemukan penyelesaian masalah yang baik, dia bersedia mati keracunan rokok.
Tidak dapat dipungkiri, begitu besar rasa bersalah yang menghancurkan inti hati Ye Mi. Dia berusaha keras menjaga sang kekasih yang masih bersih dan polos. Namun, karena kelalaiannya dia bisa dianggap sebagai lelaki yang tidak pantas bersanding dengan Xiao Sa. Dia tidak dapat membayangkan jika kemarin dia benar-benar mengeluarkan benih di dalam Xiao Sa. Dia tidak siap menghancurkan masa depan cerah bagi lelaki manis itu. Keinginan memiliki anak bersama sang kekasih itu ada, hanya saja saat ini bukanlah waktu yang tepat.
Setelah rokok kembali habis, Ye Mi sengaja tidak menambahkan beberapa lagi. Dia menyimpan sisanya dan segera melangkah masuk ke dalam kamar. Ketika membuka pintu balkon, dapat terlihat jelas cairan merah yang berceceran di lantai. Itu tidak sedikit, menghias di seluruh jalan menuju ranjang. Dengan begitu, dia tahu seberapa sakit rasa yang diterima oleh Xiao Sa kemarin malam. Rasa bersalah semakin mengambil alih kendali diri. Seharusnya Ye Mi berada di samping lelaki manis itu alih-alih melakukan pelarian.
Getaran di tubuh Xiao Sa memudar secara bertahap. Dia tidak ingin menjadi lemah di depan bajingan yang tidak bertanggung jawab itu. Dia segera menutup mata rapat-rapat kala merasakan kehadiran Ye Mi yang semakin dekat, tidak ingin mendapatkan perlakuan atau perkataan buruk seperti kemarin malam. Baginya, itu sangat menusuk dan mampu membekas di dasar hati dalam waktu yang tidak dapat ditentukan. Xiao Sa sangat mencintai Ye Mi hingga bersedia menyerahkan seluruh hidupnya kepada lelaki tampan itu. Sementara pihak lain justru melakukan hal sebaliknya. Cekikan dan kata-kata umpatan yang dia terima telah memberikan jawaban yang cukup jelas.
Perlahan tetapi pasti, kehangatan menyentuh ujung jari yang kemudian mengalir ke seluruh lapisan tangan. Ye Mi tahu jika Xiao Sa tidak tidur, itu hanyalah sebuah pengalihan. Dia meremas secara lembut dan melabuhkan kecupan singkat pada punggung tangan yang tidak sengaja bergerak ringan. Tidak dapat dipungkiri, jiwa Xiao Sa agak sensitif. Dengan sedikit kelembutan, dia merasa ingin menunjukkan segala keluhan alih-alih merasa tenang. Namun, dia tetap bertahan pada kebisuan meski setitik air kembali berlinang dari sudut mata yang tertutup.
"Mau berbicara?" Ye Mi tiada henti mendapati bulu mata Xiao Sa yang bergetar ringan sebagai respon, tetapi dia sama sekali tidak mendapatkan respon melalui kata-kata sehingga dia mulai menambahkan, "Xiao Sa, jangan kekanakan."
Nada bicara terdengar sangat dingin dan penuh keseriusan. Bagi jiwa sensitif Xiao Sa, itu terdengar seperti terdapat kebencian yang mendalam. Dengan begitu, dia mulai membuka mata dalam sekejap. Menghantarkan pandangan yang penuh kebencian, memutar tubuh ke arah berlawanan hingga punggung membelakangi Ye Mi. Pada detik berikutnya, suara yang bercampur dengan isak tangis mencoba untuk berseru secara kuat, "Tinggalkan aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...