2.83

234 43 23
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Cheng Jin tidak sengaja menjatuhkan buah yang dibawa akibat terlalu terkejut dengan sapaan Chen Yu yang tidak bersahabat. Bibir yang terbuka, tertutup secara gelagapan. Dia segera memungut kembali buah-buahan yang berjatuhan di lantai. Dia tidak berniat menjawab pertanyaan Chen Yu, membuat sosok yang bertanya merasakan kebingungan yang luar biasa.

Pandangan Chen Yu mulai tertuju kepada Cheng Jin. Dapat terlihat jelas paras cantik gadis mungil itu yang berbanding terbalik dengan sang ayah. Wajahnya dihiasi oleh kelembutan, bahkan ketika berkedip dia melakukan dengan sangat halus. Jika saja Chen Yu adalah lelaki yang lurus, mungkin dia akan jatuh cinta pada pandangan pertama. Sayangnya, lelaki tampan itu tidak pernah lurus sejak lahir sehingga tidak ada perubahan rasa yang terjadi setelah memandang dalam waktu yang cukup lama.

Cheng Jin berdiri dengan penuh penekanan. Mata yang selalu berpaling dari Chen Yu pun mulai membidik secara tajam. Kali ini, tidak ada lagi kelembutan yang dipamerkan, terutama ketika mengatakan, "Apa yang aku lakukan itu yang jelas bukan untuk kamu."

Nada bicaranya sangat ketus, serta raut wajah meremehkan tiada henti singgah di wajah Cheng Jin. Dia tidak mau kalah dalam hal menebarkan racun kebencian, ingin berlomba-lomba menunjukkan siapa yang paling unggul. Mereka tampak seperti dua jiwa dengan kubu yang saling berlawanan. Siapa saja dapat melihat bahwa mereka tidak pantas menjadi pasangan.

Cheng Jin sendiri merasa sebal kepada Chen Yu sejak hari pertama mereka bertemu. Dengan adanya lelaki tampan itu, sang ayah selalu membangga-banggakan, padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih yang lebih bisa dibanggakan. Berkali-kali dia memberitahu Jenderal Cheng mengenai kekasihnya yang bernama Lu Tao. Mereka telah merencanakan pernikahan, meminta restu pun sudah, tetapi sang ayah selalu tidak berminat jika diajak membahas tentang rencana pernikahan, terutama setelah bertemu dengan Chen Yu. Cheng Jin pikir apa yang bisa dibanggakan dari lelaki tampan itu? Baginya, Lu Tao benar-benar lebih luar biasa jika dibandingkan dengan Chen Yu.

Meski demikian, Cheng Jin masih menyempatkan diri untuk berbalik badan sebelum hilang dari hadapan Chen Yu. Dia meraih sebuah jeruk, bermain-main sebentar, melempar jeruk ke atas untuk ditangkap lagi. Setelah itu, dia melemparkan jeruk ke arah Chen Yu sembari berkata dengan remeh, "Jeruk ini sangat manis. Makanlah agar wajahmu tidak semakin masam."

Chen Yu menatap sekilas pada sosok yang berbalik badan dan meninggalkannya tanpa kata. Kemudian, pandangan mata tertuju pada jeruk pemberian Cheng Jin yang benar-benar tampak menggiurkan. Alih-alih memakan, dia memilih untuk meninggalkan di dalam ruangan. Chen Yu memutuskan untuk keluar dari rumah sakit hari ini. Sebenarnya, dokter menyarankan agar dia dirawat selama beberapa hari lagi. Namun, dia menolak sebab merasa cukup hanya dengan satu cairan infus.

Chen Yu tidak segera pergi menemui Gu Wei. Dia mengistirahatkan diri sejenak di sebuah hotel di dekat rumah sakit. Dia ingin mengeringkan bekas infus terlebih dahulu. Dia takut akan timbul kekhawatiran di hati Gu Wei apabila menemukan kekacauan dari penampilannya. Dengan demikian, dia berusaha keras mengisi daya tubuh terlebih dahulu.

Sebelum beristirahat, Chen Yu memutuskan untuk memeriksa ponsel yang sejak kemarin tidak tersentuh. Dia tersenyum begitu samar, merasakan kerinduan yang membunuh. Setelah tinggal di bawah atap yang sama dengan Gu Wei, ini merupakan kali pertama mereka tidak bertemu. Kehampaan mengalir di hati, membuat Chen Yu menjadi gelisah sepanjang waktu. Dia sangat ingin bertemu, tetapi menahan diri agar tidak tergesa-gesa.

Chen Yu menatap layar ponsel yang menampilkan banyak notifikasi, di antaranya adalah lima panggilan dan sepuluh pesan dari Gu Wei. Semua pesan berisikan pertanyaan mengenai kabarnya. Dapat terlihat jelas bagi Chen Yu kekhawatiran yang tersampir di setiap kata, memicu perasaan bersalah naik ke permukaan. Dorongan hati mengatakan agar dia segera pergi menemui sang kekasih, tetapi akal sehat berusaha keras menahan sebab dia yakin Gu Wei yang merupakan seorang dokter akan mengetahui kondisi Chen Yu.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang