Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Penantian begitu panjang, tetapi mereka tidak pernah lelah berharap untuk menyaksikan kedua mata yang tertutup rapat itu terbuka. Xiao Sa betah berlama-lama tidur, seperti tidak ada keinginan untuk bangun, tampak senang menghukum semua orang dengan rasa khawatir yang membunuh. Dokter mengatakan luka yang didapat tidak terlalu dalam meski berhasil menggores beberapa urat di leher. Pasien yang mengalami hal serupa tidak akan tidur selama Xiao Sa, akan terbangun beberapa jam setelah penanganan berakhir. Dalam kasus ini cukup berbeda. Entah apa yang terjadi, dokter tidak dapat menebak lagi. Hanya dapat menunggu keajaiban datang lebih awal.
Sementara di samping ranjang, selalu nampak kehadiran lelaki tampan yang tiada henti menggenggam tangan Xiao Sa. Kedua tangan mereka tidak pernah lepas meski lapisan langit telah berubah sebanyak dua kali. Dia sesekali memanggil nama sosok yang terbaring dengan suara begitu lembut. Dia berusaha tegar dan tidak menangis. Pada akhirnya, tidak berhasil dilakukan selama penyesalan tiada henti menggerogoti hati.
Wang Yibo beberapa kali melakukan hal seperti biasa yang dia lakukan ketika membangunkan Xiao Sa. Telunjuknya bermain-main dengan riang membelai bulu mata lentik sang anak. Tetap saja, anaknya itu tampak enggan membuka mata. Wang Yibo pun memutuskan untuk memberi penawaran terbaik yang dipikir dapat membangunkan Xiao Sa dalam sekejap. "Anakku ini sudah besar. Kamu ingin menikah, hum? Kamu tidak dilarang lagi. Papa akan menyiapkan pesta pernikahan yang mewah untukmu. Tapi kamu harus bangun terlebih dahulu. Bagaimana bisa pernikahan berlangsung kalau kamu masih tidur seperti ini?"
Tidak ada respon apa pun yang diterima, entah melalui gerakan jari, atau hal yang lain. Hal tersebut membuat Wang Yibo semakin berkubang pada titik frustasi. Harapan nyaris pudar jika saja Chen Yu tidak datang membawakan dekapan hangat untuknya. Wang Yibo ingat kapan terakhir kali dia didekap oleh anak pertamanya itu. Jika tidak salah, sekitar sepuluh tahun yang lalu, bahkan harus melalui beberapa paksaan terlebih dahulu.
Kini, berasal dari mana niatan untuk mendekap pada diri Chen Yu datang? Mungkin saja datang dari perasaan iba akibat melihat Wang Yibo yang terlalu menyedihkan.
Wang Yibo yang sekarang mengalami emosi rumit seperti Wang Yibo di usia 25 tahun. Dia seakan kembali ke masa lalu, kembali di saat-saat penyiksaan terparah Xiao Zhan terjadi. Jika saja kejadian kali ini akan mempengaruhi kehamilan Xiao Sa, dia tidak akan sudi memberi pengampunan kepada diri sendiri.
"Dua kali ..." Wang Yibo tidak sanggup melanjutkan perkataan yang tercekat jika saja tidak mendapatkan dukungan dari Chen Yu, "Sebanyak dua kali aku gagal menjadi ayah."
Chen Yu segera menyangkal. Dia menggeleng untuk beberapa saat, sebelum mengatakan, "Kamu adalah ayah yang terbaik."
Wang Yibo tidak setuju. Dia susah payah mengeluarkan suara di tengah-tengah tangisan yang meraja. "Ayah mana yang tega menyakiti anaknya? Tidak. Aku adalah monster."
Dapat Chen Yu rasakan betapa hebat getaran yang merayap di tubuh Wang Yibo. Dia tidak pernah tahu kisah kelam milik orangtuanya. Namun, kini dia memiliki gambaran akan penyebab dari Xiao Zhan yang keguguran. Meski demikian, dia masih merasa tidak yakin setiap kali mengingat betapa lembut Wang Yibo memperlakukan Xiao Zhan.
Perlahan tetapi pasti, tangan kekar Wang Yibo bergerak naik ke arah wajah dan dengan cepat menampar dirinya sendiri berkali-kali. Selain itu, dia tiada henti berteriak, "Aku monster!"
Teriakan tersebut menggema di segala penjuru ruangan, mengejutkan telinga siapa saja yang melintas di depan ruang rawat Xiao Sa, tidak terkecuali sosok lelaki manis yang baru saja kembali dari ruangan sebelah. Dia merasa menggigil usai mendengar sebutan monster dari dalam. Sudah lama sejak dia mendengar itu, tidak pernah menduga akan mendengarnya lagi. Dia pun bergegas masuk, membuka pintu secara kasar tanpa mempedulikan pandangan orang sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...