Selamat membaca!
.
.
.
.
.
"Kalian akan pergi ke mana hari ini?" tanya Xiao Zhan sembari mengaduk dua gelas susu dengan anggun. Setelah dua hari penuh menjadi bunga ranjang dan beristirahat total, semua bagian tubuh yang nyaris remuk telah kembali seperti semula.
"Aku pergi bekerja," sahut Wang Yibo, mendahului si kembar.
Sebenarnya pertanyaan itu hanya ditujukan kepada si kembar sebab Xiao Zhan jelas tahu aktivitas keseharian Wang Yibo meski tidak diberi tahu. Bukankah setiap hari dia bekerja, bekerja dan bekerja? Lantas, kenapa dia masih mendapat jawaban yang sudah pasti? Xiao Zhan merasa sedikit kesal, tetapi dia tidak ingin marah-marah di pagi yang cerah itu. Kemudian menjawab dengan senyum lebar yang dipaksakan, "Tentu saja, Tuan Wang akan selalu pergi bekerja."
Wang Yibo tersenyum bangga menatap punggung Xiao Zhan dengan penuh cinta. "Memang istriku yang paling mengerti aku."
Samar-samar terdengar suara bisikan dari lelaki manis yang lainnya, "Bukankah itu adalah hal yang sudah pasti, Ge? Lalu, apa yang perlu dibanggakan?"
Senyum Wang Yibo membeku dan retak seketika. Kebanggaan hati di pagi hari dihancurkan dengan mudah. Hal seperti itu tidak jarang terjadi. Semenjak si kembar beranjak dewasa, kasih sayang mereka sepenuhnya dialirkan kepada Xiao Zhan. Sementara kepada Wang Yibo, si kembar hanya mencurahkan kasih sayangnya ketika mereka memiliki keinginan yang tidak dapat dikabulkan oleh sang ibu. Setelah sang ayah mengabulkan keinginan tersebut, kasih sayang mereka menghilang hanya dalam satu kedipan mata.
Namun, jika diteliti lebih dalam lagi, sebenarnya ketiga orang itu lebih suka saling mengejek dan menggoda satu sama lain. Meski demikian, kasih sayang si kembar untuk Wang Yibo yang hilang itu tidak lebih hanyalah sebuah omong kosong. Pada dasarnya mereka benar-benar keluarga yang penuh cinta.
Xiao Zhan membawa dua gelas susu dan meletakkan di hadapan si kembar. Chen Yu mengucapkan terima kasih melalui senyuman manis. Berbanding terbalik dengan Xiao Sa yang segera meraih gelas susu, meniup dan mulai meneguk sedikit demi sedikit. Rasa gemas susah ditolak, Xiao Zhan segera membelai lembut rambut Xiao Sa, juga tidak lupa untuk melabuhkan kecupan singkat di pipi anak manisnya itu. Sebelum menuju ke tempat duduknya sendiri, dia menyempatkan diri untuk memberi perlakuan yang sama kepada Chen Yu. Membelai rambut dalam waktu yang cukup lama sebelum mulai menarik lembut kepala anak tampannya itu dan menyandarkan di dadanya. Sementara Chen Yu tidak banyak bereaksi, hanya menutup mata sejenak demi merasakan kenikmatan usapan lembut dari sang ibu tercinta.
Wang Yibo diam-diam melayangkan tatapan iri sebab hanya dia yang tidak mendapatkan perlakuan manis seperti itu. Jujur saja, dia juga ingin dimanja oleh Xiao Zhan. Namun lelaki manis itu justru selalu menolak memanjakannya di depan si kembar. Wang Yibo hanya dimanja ketika berada di dalam kamar dan itu masih kurang baginya. Betapa serakahnya!
Mencondongkan badan ke arah Xiao Zhan, Wang Yibo berkata lirih dengan bibir maju beberapa centi ke depan, "Mana bagianku?"
Seolah diberkahi indra pendengaran yang tajam, si kembar diam-diam melirik ke depan. Ketika menemukan ekspresi menggelikan milik sang ayah, mereka segera menutup mulut dengan kedua tangan dan berusaha keras menelan muntahannya kembali. Perut bergejolak hebat di kala melihat ekspresi tidak biasa dari Wang Yibo.
Xiao Zhan pun memberikan tatapan aneh dan berpura-pura tidak paham. "Bagian apa?"
Wang Yibo menjawab sembari mengulurkan tangan ke arah Xiao Zhan, "Susuku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...