2.21

466 57 45
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Lin Yi merasa bingung ketika melihat ruang makan yang tampak seperti tidak memiliki tanda-tanda kehidupan. Namun, tersedia sedikit makanan di atas meja yang diyakini hanya cukup untuk dimakan oleh satu orang saja. Mata mengitar, memindai seluruh penjuru dapur. Lagi-lagi, dia hanya menemukan kehampaan. Para koki juga tidak nampak, beruntung pada saat itu ada seorang pelayan wanita yang melintasi dapur. Dia segera menahan langkahnya untuk mempertanyakan segala keheranan yang menggerogoti hati, "Apakah keponakanku masih tidur?"

Pelayan itu tersenyum, menjawab dengan kegembiraan yang tidak dapat disembunyikan, "Kedua keponakan Anda sudah pergi sejak pagi buta."

Ujung alis Lin Yi terangkat sekilas, kemudian beralih mempertanyakan para koki yang juga tidak nampak, "Lalu, di mana para koki?"

Lagi-lagi, senyum cerah terpancarkan di wajah pelayan itu ketika menjawab, "Tuan Xiao Sa menyuruh para koki libur. Dia mengatakan bahwa mereka tidak perlu bekerja hari ini sebab dia dan Tuan Chen Yu akan berada di luar seharian."

"Ah," Lin Yi mengangguk beberapa kali. Memahami segala yang terjadi. Namun, dia memikirkan hal lain yang cukup membuat suasana hatinya menjadi keruh. Si kembar memang memutuskan untuk pergi, tetapi kenapa tidak pamit terlebih dahulu? Selain itu, kenapa pula Xiao Sa meliburkan para koki? Apakah lelaki manis itu lupa jika masih ada dirinya di rumah? Bibir Lin Yi mencebik ringan ketika dia menyadari bahwa dia sudah tidak dibutuhkan lagi di sana. Dia dicampakkan oleh Xiao Sa setelah mendapatkan mainan lama yang begitu disayangi. Pada akhirnya, Lin Yi makan tanpa nafsu. Menghabiskan makanan hanya untuk menghargai lambung. Kemudian, segera melesat ke kantor.

Sementara di tempat lain, lelaki manis dengan mata tertutup tiada henti melebarkan indra penciuman, memenuhi paru-paru dengan udara segar dan jernih. Sudah lama dia tidak berlibur, hari-hari selalu dipenuhi dengan kepenatan belajar. Beruntung Chen Yu datang di waktu yang tepat. Dia hampir gila karena pelajaran rumit yang hanya cocok diterima oleh otak jenius. Bagi Xiao Sa yang memiliki otak rata-rata, hal itu cukup untuk membuat tubuh dan pikirannya tertekan. Tidak jarang dia berpikir untuk melakukan operasi pertukaran otak dengan sang kakak yang jauh lebih pintar darinya. Sungguh, dia merasa sangat iri.

Terlalu lama berpikir mengenai sang kakak, mata Xiao Sa terbuka untuk mendongak dan menatap ke arah Chen Yu yang masih setia menutup mata rapat-rapat di sampingnya. Saat ini mereka tengah berada di jembatan Sungai Charles. Merebahkan diri untuk sejenak, niat awal ingin memandang puas ke arah langit cerah yang berhasil memberikan kesejukan hati bagi setiap orang. Namun, siapa sangka mereka ketiduran selama beberapa jam. Dipikirnya bahwa lelaki tampan itu masih tertidur, Xiao Sa menggeser tubuh dengan ringan. Mendekat dan mendekap tubuh sang kakak yang terlihat begitu tenang. Dia meletakkan kepala di lengan Chen Yu. Segera setelah itu, Xiao Sa merasakan belaian pada puncak kepalanya. Merasa terkejut, tetapi perasaan dengan cepat diubah seperti semula. Dia tersenyum geli ketika merasakan kasih sayang yang terpancarkan pada setiap belaian.

"Gege," gumam Xiao Sa samar-samar. Meski demikian, masih terdengar jelas oleh telinga pihak lain.

"Hm?" balas Chen Yu dengan dehaman seperti biasa.

"Rasanya aku sangat bahagia hari ini. Sudah lama tidak bertemu dengan Gege, aku sangat rindu." Dekapan semakin mengerat di akhir kalimat, bahkan Xiao Sa menjatuhkan ciuman tipis pada rahang tegas sang kakak.

Chen Yu hanya membalas dengan kata yang selaras sekaligus dehaman singkat. Bukan karena tidak berminat atau berpura-pura merasakan hal yang sama, melainkan dia lebih tertarik untuk diam sembari menikmati wajah manis sang adik yang sedang menatap tajam ke arah langit. Ujung bibir ranum terangkat tinggi-tinggi ketika mata menangkap beberapa ekor burung camar yang berbaris sejajar. Mengepakkan sayap dengan riang, tampak senada. Persis dengan yang dilihat Chen Yu ketika berada di pesawat.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang