2.28

385 57 50
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Di negara lain, lelaki manis tiada henti mendengus keras akibat dilanda kebosanan. Masih ada beberapa hari sebelum dia kembali beraktivitas di kampus. Berdiam diri di rumah membuatnya jenuh, apalagi dia hanya bisa menonton Lin Yi bergulat mesra dengan banyak dokumen. Sang paman tidak bisa diganggu, sementara dia sangat ingin bermain. Setelah Chen Yu pulang, Lin Yi memang mengatur pekerjaan dari rumah sebab tidak ingin membuat Xiao Sa kesepian. Namun, ada dan tidak adanya dia itu sama saja, dia benar-benar tidak bisa diajak bermain.

Xiao Sa menjatuhkan diri di sofa secara kasar. Beragam jenis permainan di ponsel sudah pernah dia coba satu per satu, tetapi selalu berujung pada kebosanan. Dia tidak lagi berminat pada benda mati tersebut, melemparkan ke sisi sofa lainnya dan mulai mengubah posisi menjadi terlentang dengan membiarkan bagian kepala tergantung ke bawah. Rambut tegak lurus melawan gravitasi bumi. Kening berkali-kali mengerut dan kembali seperti semula hanya untuk mengusir kebosanan. Dia berusaha mencari perhatian agar mendapatkan sedikit atensi dari Lin Yi. Namun sialnya, sang paman sama sekali tidak peka, menyebabkan kekesalan berkumpul menjadi satu kesatuan di wajah Xiao Sa.

Bibir ranum terbuka untuk berteriak, "Paman, aku bosan!"

Baru di saat itulah atensi Lin Yi sedikit demi sedikit menjurus ke arah Xiao Sa, tetapi tangan masih setia mengerjakan dokumen di hadapannya. "Hm?"

Tanggapan yang menyebalkan untuk didapatkan. Xiao Sa bangkit, duduk seketika dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Bibir maju ke depan seperti paruh bebek, pipi yang berwarna merah gelap mulai menggembung lucu, mempertontonkan seberapa besar kekesalan mengambil alih diri Xiao Sa. "Itu sebabnya Paman tidak memiliki kekasih sampai saat ini, mpphh!" gerutu Xiao Sa, tetapi tidak terdengar jelas di telinga pihak lain.

Lin Yi memintanya untuk mengulangi sekali lagi perkataan tersebut, tetapi permintaan ditolak mentah-mentah. Xiao Sa menutup mata sekaligus telinga, berusaha meniru tindakan pengabaian milik sang paman beberapa saat yang lalu.

"Semoga aku tidak mendapatkan pasangan yang gila kerja. Itu benar-benar menyebalkan!" ocehan Xiao Sa kembali mengudara. Namun, kali ini terdengar jelas oleh Lin Yi yang entah sejak kapan sudah mendaratkan pantat di sebelah keponakan manisnya.

Lin Yi mengetuk kening Xiao Sa pelan menggunakan sebuah benda yang akan dijadikan bahan sogokan. "Kalau begitu, pergi dan temukan lelaki muda yang suka berfoya-foya menggunakan ini. Jangan menggangguku."

Mata Xiao Sa terbuka seketika dan menemukan sebuah kartu yang serupa dengan milik Wang Yibo sedang disodorkan ke arahnya. Tidak, dia tidak membutuhkan kartu yang berisi miliaran uang itu. Dia hanya butuh teman bermain. Kenapa pamannya itu sangat tidak peka?!

Mengambil ponsel yang sempat dia campakkan tadi, mencari sebuah nomor untuk tempat mengadu. Beberapa menit kemudian, panggilan telepon tersambung, menampilkan wajah sang ayah yang dihiasi oleh kacamata baca tebal. Dia tahu bahwa Wang Yibo sangat sibuk mengingat lelaki tampan itu sama gilanya dengan Lin Yi, sangat teramat gila kerja. Meski waktu di China menunjukkan tengah malam, Wang Yibo akan melanjutkan beberapa pekerjaan setelah menidurkan Xiao Zhan dengan penuh kepuasan.

Xiao Sa benar-benar ingin mengadukan tindakan kejam sang paman kepada sang ayah yang selalu memberikan pembelaan memuaskan. Dia meraih kartu yang diberikan oleh Lin Yi secara kasar dan menunjukkan kepada Wang Yibo dengan air mata dramatis yang berlinang. "Papa, lihat! Paman kecil menyuruh untuk mencari lelaki menggunakan ini, huhuhu … dia menyuruhku berkencan dengan para lelaki tidak jelas. Hiks …."

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang