2.06

556 71 42
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Hari itu Xiao Sa tampak sangat antusias menyambut dunia baru. Dia bahkan memaksa orangtua dan kakaknya untuk berangkat lebih awal ke bandara, takut-takut jika mereka terlambat. Dia tidak ingin mengambil risiko ketinggalan pesawat sebab tidak ingin menunda rencana yang telah dia susun matang untuk berlibur di luar negeri bersama Chen Yu. Daftar tempat yang ingin dikunjungi masih setia berada di genggamannya, dia menatap penuh kebahagiaan pada catatan tersebut. Merasa tidak sabar untuk segera menjalankan liburan yang selama ini telah banyak ditunda.

Hal itu menarik perhatian Wang Yibo yang selalu setia berjalan di samping Xiao Sa, tersenyum tipis sembari mencubit kecil pipi sang anak dan bertanya, "Kamu benar-benar menjaga kertas itu dengan baik, boleh Papa tahu isinya?"

"Tidak! Ini hanya boleh diketahui oleh Gege dan aku." Di akhir kalimat, Xiao Sa menggeleng kuat sehingga membuat rambutnya bergerak-gerak lucu. Memberikan kesan keimutan yang berlipat ganda.

"Kenapa Papa tidak boleh melihatnya?" Seolah tidak ingin menyerah, Wang Yibo terus mendesak.

"Jika Papa mengetahuinya, aku yakin Papa dan Mama ingin ikut. Kali ini kalian tidak bisa ikut, aku ingin kencan bersama Gege, hehe …." Semburat merah menjalar di pipi Xiao Sa, merasa malu ketika mengutarakan hal yang sangat kekanakan.

Sementara Wang Yibo kini telah mengubah ekspresi bahagia menjadi datar dan sulit terbaca. Hatinya mencelos ketika mengingat kebahagiaan Xiao Sa harus mengalami kerusakan sebentar lagi. Dia tidak tega, tetapi juga tidak berdaya memaksa kehendak pada salah satu anaknya. Akan terasa tidak adil jika salah satu dari si kembar harus mengalah. Wang Yibo hanya bisa berharap supaya kekalutan tidak terlalu lama menetap di hati Xiao Sa maupun Chen Yu.

Ketika sudah tiba saatnya untuk berpisah, Xiao Sa mengecup lama pipi sang ayah dan ibu bergantian. Memeluk dalam waktu yang lama pula agar rasa rindu tidak datang lebih cepat. Wang Yibo tampak lebih begitu berat melepas Xiao Sa daripada Xiao Zhan sebab dia mengetahui fakta yang tidak diketahui oleh istrinya. Xiao Zhan sendiri mempercayakan keselamatan dan keamanan Xiao Sa sepenuhnya kepada Chen Yu, jadi tidak ada alasan lain baginya untuk merasakan sedih berkepanjangan. Lagi pula mereka akan dijemput oleh Lin Yi, adik Wang Yibo yang sedang membuka cabang perusahaan di Amerika.

Xiao Zhan mengusap perlahan pundak Wang Yibo ketika air mata tiada henti berjatuhan dari mata lelaki tampan itu. Dia sedikit membedah isi kepala demi mengingat kapan terakhir kali air mata sang suami keluar. Itu terjadi saat si kembar bahkan belum genap satu tahun menyapa dunia. Setelah itu, tidak ada lagi air mata yang mampu mengotori wajah Wang Yibo. Tanpa sadar Xiao Zhan ikut menitikkan air mata, tetapi kali ini dilakukan bersamaan dengan senyuman lebar yang melapisi wajah. Dia seolah seperti orang yang paling beruntung di dunia ini sebab dapat membangun keluarga yang diidam-idamkan oleh orang lain bersama suami dan anak-anaknya yang hebat. Keputusan Xiao Zhan bertahan bersama Wang Yibo benar-benar membuahkan hasil, entah bagaimana jadinya jika saat itu mereka hanya dihadapkan pada perpisahan, mungkin hari-hari bahagia seperti ini hanya diisi oleh tangisan sepanjang masa.

Xiao Sa merasa sedikit lelah ketika melihat Wang Yibo terus menerus menangis tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Beberapa pertanyaannya diabaikan, kepala keluarga Wang itu hanya menunduk untuk menyembunyikan tangisan seolah tidak mengizinkan siapa pun melihat sisi rapuhnya. Xiao Zhan mengerti suasana hati Wang Yibo maupun Xiao Sa, maka dari itu dia berinisiatif untuk menjadi penengah. Membiarkan Wang Yibo semakin larut dalam kesedihan sekaligus mengambil satu langkah lebih maju dan mulai menarik atensi Xiao Sa melalui kata-kata, "Jaga diri kalian, kami akan sering-sering berkunjung."

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang