Bagian 10. 'Ramalan Sang Ratu : Dua Peruntuh Menara Emas'

203 22 0
                                    


Pagi harinya setelah Ayrece pingsan. Saat mendengar ia sudah bangun, Ayden datang ke menara timur dengan terburu-buru. 

Tadi malam saat Ayrece kehilangan kesadaran Duke dan Ayden membawanya kepada Georgia, dengan cepat Georgia memeriksanya dan ia bilang bahwa terlalu banyak sihir yang keluar diluar kendali Ayrece, hal itu menyebabkan energinya terkuras dan ia kehilangan kesadaran. 

Ayden mendapati Ayrece yang tengah duduk diatas tempat tidur memangku kelincinya seraya mengelus-elusnya, 

Ayrece balik menatap Ayden yang berdiri di ambang pintu ruang perawatan Georgia dengan terengah-engah. 

"Kau baik-baik saja ?" tanya Ayden melangkah memasuki ruangan "Seharusnya aku yang tanya begitu, kau seperti orang yang baru saja tenggelam," ucap Ayrece tidak menjawab pertanyaan Ayden. 

"Aku serius," ucap Ayden. 

Ayrece terkekeh, kemarin laki-laki yang ternyata saudara kembarnya ini sudah mengerjainya setidaknya ia ingin sedikit membalas "Aku baik-baik saja," ucap Ayrece.

"Dia tidak baik-baik saja" Georgia memasuki ruangan mengoreksi ucapan Ayrece.

Ia sempat terkejut mendengar percakapan dua anak kembar yang baru saja bertemu berlangsung dengan sangat natural seolah telah menghabiskan bertahun-tahun hidup bersama.

Ayden menatap Ayrece menilik "Jujur saja, kepalamu masih sakit kan ?" ucap Ayden melihat sesuatu yang aneh. 

Ayrece terdiam tidak bisa membantah karena memang kepalanya masih terasa sakit, sakit sekali bahkan hanya saja ia tidak ingin membuat khawatir siapapun. 

Georgia mengulurkan tangan mengambil Bobon dari gendongan Ayrece "Aku akan mengurusnya, dan Tuan muda akan mengurusmu," ucap Georgia kepada Ayrece lalu duduk di pinggiran ranjang.

 Ayrece terdiam bingung saat tiba-tiba Ayden mengulurkan tangannya, Ayden menggoyangkan tangannya memberi isyarat dan dengan ragu-ragu Ayrece meraih tangan Ayden, saat kedua tangan mereka bersentuhan cahaya biru mulai keluar.

"Kau bisa melakukan penyembuhan ?" tanya Ayrece bingung, karena yang Ayrece lihat Ayden memiliki energi sihir yang kuat dan rumit tidak seperti energi sihir sederhana yang biasa dimiliki penyembuh.

"Pada dasarnya elemen api biru dapat digunakan untuk hal sederhana seperti penyembuhan. Karena aku jenius, aku dapat menggunakannya untuk melakukan hal-hal rumit, seperti menghentikan sihir elemen orang lain," ucap Ayden tersenyum jail.

Ayrece yang mengerti maksud Ayden segera menarik tangannya, dilihatnya telapak tangannya mulai fokus untuk mengeluarkan sihir elemennya tapi ia tidak dapat melakukannya, 

Ayrece mencoba berkali-kali namun hasilnya nihil  "Kenapa ?!" ucap Ayrece frustasi. 

"Energi sihir mu berputar di kepala karena kau masih terlalu emosional, itu bisa membahayakan dirimu dan orang-orang disekitarmu, jadi aku menghentikannya," ucap Ayden menjelaskan menatap Ayrece yang terlihat gelisah 

"Itu akan kembali setelah kira-kira satu minggu, jangan khawatir," ucap Ayden membuat Ayrece sedikit tenang. 

Sebenarnya Ayden yakin Ayrece masih bisa mengendalikan energi sihir yang meluap-luap itu.

Namun dengan memaksakan diri untuk mengendalikannya akan membuat Ayrece kesakitan seperti semalam jadi Ayden memutuskan untuk menghentikan aliran energi sihirnya.

Meskipun sudah tenang, Ayden dapat melihat Ayrece yang masih sedikit gelisah "Kudengar kau kecanduan membaca ?" tanya Ayden mengalihkan pembicaraan, Ayrece mengernyitkan dahi berpikir.

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang