Siang menjelang sore yang cukup hangat di Dantevale saat itu, dua hari lalu Althare mengatakan untuk satu bulan kedepan wilayah Duchy akan menghangat dan kabut akan menipis di malam hari.
Kabar itu menyebar ke seluruh Duchy dengan cepat, akhirnya hari itu datang.
Setiap lima tahun sekali di bulan kelahiran Si kembar, wilayah Duchy Dantevale akan menghangat, cukup hangat untuk para penduduk wilayah utara setidaknya.
Matahari akan menerang dan salju akan menipis, bahkan jika cuaca cukup hangat mereka bisa melihat padang rumput di ujung barat Duchy.
Pagi ini Ayrece mendengar bahwa pasar sangat ramai di hari cerah seperti itu, ia berkali-kali meminta kepada Althare untuk keluar dari kastil dan melihat-lihat pasar padahal ia masih memiliki satu hari masa hukuman.
Kali ini Ayden mendukung Althare untuk melarang Ayrece pergi keluar, sebenarnya itu hanya alasan Ayden saja.
Karena ia juga ingin pergi keluar, tapi hari ini ia harus membantu Althare mengurusi beberapa pekerjaan. Jadi ia tidak bisa pergi keluar dan ia tidak ingin Ayrece pergi keluar juga.
Ayden berkali-kali menoleh kebelakang, melihat Ayrece yang berjongkok di taman depan, ia bilang ingin mencari belalang putih disana untuk ditaruh di rumah kaca namun Ayden sedikit curiga ia akan pergi menyelinap.
Untuk terakhir kalinya Ayden menoleh menatap Ayrece yang masih berjongkok disana sibuk melihat rerumputan mott dihadapannya sambil sesekali menjulurkan tangannya hendak menangkap sesuatu.
Ayden menggeleng kecil, "Tolong awasi dia ya," ucap Ayden kepada salah satu dari dua prajurit yang berdiri di depan pintu masuk bangunan utama "Baik, Tuan muda," ucap prajurit itu mengerti.
Ayden melangkah memasuki bangunan utama, ia harus segera sampai ke ruangan Ayahnya sebelum ia terlambat.
Terakhir kali saat Ayden terlambat Althare menyuruhnya untuk memeriksa laporan keuangan salah satu bisnis Dantevale di Kerajaan selatan selama satu tahun, selain itu Ayden diminta untuk membuat ulang laporan itu.
Sebenarnya Ayden masih terlalu muda untuk mencampuri urusan bisnis Grand Duke yang biasanya hanya dikelola oleh Althare dengan bantuan beberapa sekretarisnya.
Tapi beberapa saat yang lalu setelah secara tiba-tiba Althare menghentikan sekretarisnya, Ayden diminta untuk membantunya mengurus banyak hal yang berkaitan dengan bisnis Dantevale.
Padahal biasanya di keluarga bangsawan manapun, Tuan muda seumuran Ayden masih menerima pendidikan dasar tentang bisnis sebelum kemudian terjun ke bisnis itu di usia awal duapuluhan.
Secara tidak langsung Ayden berpikir bahwa Ayahnya itu akan menyerahkan semua pengelolaan bisnis yang melimpah itu kepadanya tidak lama lagi.
Terkadang ia merasa takut kalau saja itu akan menjadi 'hadiah' di ulangtahunnya ke delapan belas nanti.
Ayden memasuki ruangan Althare yang masih terbuka, didalam sana ia melihat Ayahnya yang sedang berbincang dengan Putri Earlene yang sudah hampir seminggu berada di kastil Dantevale.
Ayden menunduk hormat kepada sang Putri saat mata mereka bertemu, Earlene tersenyum kemudian bangkit berdiri.
"Dari tadi Ayahmu menyuruhku untuk pergi, kau datang untuk membantu Ayahmu ya" ucap Earlene berjalan kearah Ayden.
Ayden menatap Earlene terlihat sedikit bingung 'Maksudnya membantu untuk mengusir Yang Mulia atau apa ?' batinnya bertanya-tanya.
"Saya hanya menyarankan Anda untuk kembali ke kamar Anda karena Anda terlalu lama berada disini," ucap Althare santai, ia masih duduk di sofa menikmati teh nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Winter
Fantasy15 tahun adalah waktu yang Ayrece habiskan tanpa mengetahui siapa dirinya sebenarnya, ia hanya terus berkelana dengan seorang gipsi yang ia panggil bibi. Namun secara tiba-tiba, saat ia datang ke sebuah tempat dimana salju tidak pernah meleleh, ia m...