Suasana ruangan yang seharusnya nyaman dan hangat itu kini menjadi seperti kebalikannya. Suasana suram dan pengap yang sangat membuat tidak nyaman memenuhi setiap sudut ruangan.
Thistle baru saja sampai di tempat itu, begitu masuk dari balkon, ia melihat Ayden dan Osmond yang tengah berhadapan dengan Algar.
Mungkin karena pekatnya energi sihir di dalam sana, orang-orang dibawah sana tidak bisa menyadari keberadaan Thistle.
Tampaknya telah terjadi pertempuran di dalam sana, Thistle dapat melihat puluhan prajurit yang terbaring di lantai.
Itu adalah prajurit istana, dan jika melihat dari energi mereka yang perlahan pulih, Thistle memperkirakan mereka telah terluka beberapa saat sebelum kekacauan ini terjadi.
Artinya, pihak pasukan istana mungkin menyadari lebih dulu kejanggalan ini dan mulai mengepung Charlotte.
Namun sayang sekali, mereka tidak memperkirakan kekuatan yang dimiliki musuh terlalu besar untuk mereka hadapi.
"Ini buruk," gumam Thistle yang melihat Ayden telah mengeluarkan Blue.
Energi elemen api biru Ayden benar-benar telah habis, ia akan membutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk bisa memulihkannya.
Blue yang sudah berdiri dibelakang Ayden menggeram rendah menatap kearah Algar.
"Apa makhluk berbulu itu bisa membantu ?" suara Algar dapat terdengar dengan sangat jelas dari tempat Thistle.
Dugaan Algar sedikit meleset. Ayden bukan mengeluarkan Blue untuk membantu, tetapi untuk melepaskan halangannya agar bisa menggunakan elemen bayangannya.
Sepertinya Ayden mulai sadar, hanya dengan pedangnya saja ia tidak akan bisa mengalahkan Algar.
Disaat itu juga, Thistle menyadari bahwa elemen bayangan milik Osmond tidak akan bisa memojokkan Algar juga, karena bukan merupakan tipe penyerang.
Kubah besar yang menyelimutinya dan Ayden itu, Thistle yakin itu adalah elemen bayangan milik Osmond.
Elemen bayangan tipe pertahanan. Thistle semakin yakin saat Algar melancarkan serangannya.
Ratusan bulatan sekepalan tangan berwarna hitam pekat melaju kearah keduanya, kemudian tertahan oleh kubah besar itu.
Sebagian besar memang tertahan, namun beberapa dari bulatan itu sempat menembus pelindung milik Osmond. Dan beberapa menghantam keduanya, itu terlihat sangat menyakitkan.
Thistle mengernyit, ia berusaha berpikir dengan keras agar bisa membantu. Jika ia muncul begitu saja tanpa rencana apapun, ia bisa menjadi beban untuk Ayden dan Osmond.
'Sihir elemen bayangan Algar sangatlah kuat, selama ia masih berada di kondisi prima nya, sihir itu tidak akan terkalahkan.'
Thistle mengingat lagi kalimat Georgia sebelum ia pergi ke ruang bawah tanah tempat itu.
Saat ini Algar benar-benar sama sekali tidak terlihat terluka. Bahkan tidak ada segores luka pun di kedua tangannya.
Padahal ini sudah lebih dari enam jam semenjak perang dimulai, dan Thistle yakin Ayden sudah banyak menyerangnya dalam dua jam terakhir.
Thistle yang masih bersimpuh bersembunyi di balik penghalang balkon mengedarkan pandangannya, beberapa prajurit tergeletak tidak sadarkan diri disana.
Kedua matanya masih mengedar sampai tatapannya berhenti pada sebuah busur yang tergeletak disamping salah satu prajurit.
Melihat itu, sebuah ide datang ke kepala Thistle. Dengan hati-hati ia berjalan jongkok dan meraih busur itu.
Tidak lupa ia mengambil tiga anak panah yang masih berada di wadah yang terikat di pinggang prajurti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Winter
Fantasy15 tahun adalah waktu yang Ayrece habiskan tanpa mengetahui siapa dirinya sebenarnya, ia hanya terus berkelana dengan seorang gipsi yang ia panggil bibi. Namun secara tiba-tiba, saat ia datang ke sebuah tempat dimana salju tidak pernah meleleh, ia m...