Bagian 73. 'Pesta Musim Semi Brechordon'

69 12 2
                                    

Di pagi buta yang cukup dingin itu, lagi-lagi Istana terlihat sangat sibuk. Semuanya telah mendengar tentang calon pemimpin baru mereka.

Pemimpin wanita pertama yang akan memimpin menara emas ini, tentu itu menjadi berita panas yang tidak akan dilewatkan semua kalangan.

Georgia menatap orang-orang yang berlalu-lalang berjalan di depan Istana Charlotte dari atas balkon tempat itu.

Ia bertanya-tanya dalam hati keputusan apa yang akan diambil oleh Faustus, ia pergi cukup lama.

Udara pagi musim semi yang menyejukkan tidak membuat kekhawatiran Georgia mereda, ia malah semakin gugup, sampai-sampai pintu balkon yang terbuka lirih mengagetkannya.

Georgia berbalik dengan cekatan, kedua matanya mendapati Algar yang keluar dengan membawa sebuah pedang ditangannya.

"Anda kan tidak boleh membawa pedang itu keluar sembarangan," ucap Georgia berniat memarahi.

Namun Algar hanya berdecih dan terlihat tidak begitu perduli "Untuk persiapan, sebentar lagi akan kugunakan," ucapnya. 

Tangannya mengelus sarung pedang beraura gelap itu, pedang yang susah payah ia taklukan.

"Tidak, Tuan belum memutuskan."

Mendengar itu, Algar mengangkat wajahnya, gerakan tangannya terhenti dan ekspresinya berubah drastis.

"Apa Anda belum sadar ? bukannya keputusannya sudah pasti ?"

Georgia menatap kembali halaman Istana Charlotte, jika rencana itu benar akan dilancarkan, ia tidak bisa memperkirakan sebesar apa kekacauan yang akan terjadi.

Sebenarnya itu adalah rencana yang telah disusun oleh Faustus semenjak Georgia bergabung dengannya.

Rencana gila yang membuat Georgia harus melakukan sumpah darah yang mengikat dirinya dengan sebuah perjanjian tidak menguntungkan dengan Faustus.

Rencana ini akan dilakukan jika kondisi mereka mendesak, sama seperti sekarang ini.

Pertama yang akan mereka lakukan adalah menyingkirkan Althare yang bisa menjadi penghalang besar bagi rencana mereka.

Karena sematang apapun rencana yang dibuat Faustus untuk menghancurkan semua bangsawan dan keluarga kerajaan, jika Althare masih ada semua itu akan sia-sia.

Bagaimana menyingkirkan Althare tidak menjadi masalah lagi bagi mereka, karena selama ini yang Georgia lakukan di menara sihir bersama Carmine adalah membuat sebuah sihir untuk menghadapi Althare.

Algar juga mengambil bagian dalam penciptaan senjata untuk melawan Sang Grand Duke tersebut.

Karena tidak ada yang mungkin bisa melawan Althare secara langsung, mereka menciptakan lingkaran sihir yang akan membawa Althare ke tempat jauh yang tidak bisa didatangi siapapun.

Sebenarnya itu tidak bisa disebut tempat karena tidak memiliki wujud fisik di dunia ini. Sebuah entitas berwujud tempat yang dapat merenggut nyawa seseorang saat ia memasukinya.

Setidaknya, untuk Althare ia akan bertahan beberapa waktu.

"Apa Anda mengkhawatirkan si Tuan lama itu ?" tanya Algar membangunkan Georgia dari lamunannya.

"Pangeran, beliau adalah seorang Grand Duke yang masih memiliki darah keluarga raja, Anda tidak boleh menyebutnya seperti itu sekalipun Anda sangat membencinya," ucap Georgia.

Meskipun ia sendiri tidak yakin apakah Algar memiliki sebuah alasan untuk membenci Althare, nyatanya Algar sangat membenci Dantevale, dan semua bangsawan sama seperti Faustus.

Eternal WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang